Mendengar kata ISPA mungkin sudah tidak asing di telinga kita. Infeksi saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran pernapasan yang dapat disebabkan oleh kuman, virus, ataupun aspirasi (makanan, bahan bakar minyak, debu dan sebagainya) yang dimulai dengan keluhan gejala ringan sampai menyebabkan kematian. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun, infeksi ISPA berupa infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Salah satu faktor yang menyebabkan kejadian ISPA adalah karena adanya keluarga atau orang di sekitar yang merokok di dalam rumah. Sehingga menyebabkan mereka berisiko tinggi terpapar asap rokok.
Menurut WHO hampir 4 juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahunnya. Berdasarkan data dari hasil Riset Kesehatan Dasar atau RISKESDAS 2018 dinyatakan bahwa prevalensi nasional ISPA sebanyak 9,3%. Dari hasil Data milik Dinas Kesehatan Kota Medan Sumatera Utara sepanjang tahun 2018 yang diperoleh mencapai 203,588 kasus, jauh lebih tinggi dari penyakit umum lainnya, seperti diare, alergi, hipertensi dan lainnya. Sementara hasil riset yang dilakukan Puskesmas Aek Songsongan, ISPA merupakan penyakit paling banyak di derita masyarakat. Pada tahun 2019 ISPA menjadi penyakit paling tinggi sebanyak 1850 jiwa yang menderita ISPA. Dan perkiraan sebanyak 10% lansia terserang ISPA.
Di Indonesia ISPA sering berada pada 10 penyakit terbanyak di rumah sakit dan asap rokok menjadi salah satu penyebabnya.
Mengapa bisa rokok menjadi salah satu faktor pemicu terjaidnya penyakit ISPA?
Rokok adalah salah satu risiko yang menyebabkan timbulnya ISPA dan merupakan pembunuh nomor tiga setelah jantung koroner dan kanker, satu batang rokok membuat umur seseorang memendek 12 menit, 10.000 perhari orang di dunia mati karena rokok. Orang yang berada di sekitar seirang perokok atau perokok pasif justru mempunyai risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan perokok aktif. Mereka yang dikelilingi asap rokok akan lebih cepat meninggal disbanding mereka yang hidup dengan udara bersih. Meskipun seseorang tidak merokok, paparan asap rokok bisa mengakibatkan dampak kesehatan yang cukup signifikan untuk mereka yang menghirupnya. Paparan asap rokok yang dihirup perokok pasif meningkatkan risiko penyakit ISPA.
Rokok merupakan benda beracun yang memberi efek yang sangat membahayakan pada perokok aktif maupun perokok pasif, terutama pada lansia yang ketahanan tubuhnya tidak kuat/ lemah. Nikotin dengan ribuan bahaya beracun asap rokok lainnya masuk ke saluran pernapasan lansia yang dapat menyebabkan Infeksi pada saluran pernapasan. Nikotin yang terhirup melalui hidung akan membahayakan kesehatan dari lansia tersebut.
Sejalan dengan penelitian (Roin Allangkary : 2015). Bahwa dampak asap rokok terhadap penyakit ISPA berbahaya dan berdampak buruk bagi kesehatan, namun kebiasaan yang satu ini memang sangat sulit untuk di tinggalkan apalagi dihilangkan.
Penyakit ISPA sendiri bukan merupakan penyakit yang bisa disepelekan, untuk itu mari kenali gejalanya sedini mungkin dan pastikan keluarga atau orang disekitar kita terhidar dari asap rokok. ISPA dapat ditandai dengan gejala sakit kepala, batu, pilek, bersin, demam, hidung tersumbat. Jika seseorang mengalami gejala seperti di atas sebaiknya segara di periksa kepada dokter dan rumah sakit terdekat agar tidak berujung pada risiko kematian.
Akibat dari gangguan asap rokok pada lansia seperti muntah, diare, denyut jantung meningkat, gangguan pernapasan, infeksi paru-paru, nyeri otot dan lesu. Paparan asap rokok dari perokok pasif dan perokok aktif berpengaruh pada kejadian ISPA pada lansia, dimana lansia yang terpapar asap rokok berisiko lebih besar untuk terkena ISPA.
Pengobatan Penyakit ISPA
Secara umum, perlu dilakukan langkah untuk mencegah penyakit ISPA akan semakin parah pada penderitanya. Beberapa tindakan untuk meredakan gejala dapat dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu dengan :
- Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan dahak, sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan.
- Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu untuk membantu meredakan batuk.
- Berkumur dengan air hangat yang diberi garam, jika mengalami sakit tenggorokan.
- Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan minyak kayu putih atau mentol untuk meredakan hidung yang tersumbat.
- Memposisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan bantal tambahan, untuk melancarkan pernapasan