Mohon tunggu...
PBLDR 24 FKM UINSU
PBLDR 24 FKM UINSU Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

PBL DR KELOMPOK 24 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tanpa Kita Sadari, Pasar Tradisional Menjadi Salah Satu Klaster Covid-19

25 Agustus 2020   22:12 Diperbarui: 25 Agustus 2020   22:16 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Rani Elviyanti Siregar

Peminatan : Epidemiologi

Menurut data sebaran web resmi COVID.go.id pertanggal 25 Agustus 2020 telah di temukan kasus terkonfirmasi di indonesia berjumlah 112.867 jiwa dan jumlah kasus meninggal sampai saat ini telah mencapai lebih darui 6000 jiwa.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai pasar tradisional icon perdagangan nasioanal yang dimana berdasarkan data kementrian perdagangan republik indonesia, negara kita mempunyai 13.450 pasar tradisional yang tersebar di seluruh indonesia dan menampung lebih dari 12 juta pedagang.

Hal tersebut menjadikan masyarakat indonesia masih banyak yang bergantung pada pasar tradisional baik dalam sisi ekonomi maupun dalam sisi kebutuhan pangan sehari-hari.

Dalam hal ini, pakar epidemiologi dari universitas indonesia, Tri Yunis Miko telah memperkirakan pasar tradisional berpotensi besar menjadi kluster penyebaran virus corona karena contact rate di lokasi pasar tergolong sangat tinggi. Dimana Contact rate yang tinggi pastinya menjadikan tingkat penuralan semakin meningkat, walaupun pasar tetap di buka dengan menerapkan protokol kesehatan tetap saja sama hal nya, hanya saja mengurangi transmisinya.

Ikatan Perdagangan Pasar tradisional Indonesia telah mencatat bahwasannya terdapat sebanyak 573 pedagang terinfeksi COVID- 19. Beberapa pasar yang menjadi klaster penyebaran COVID-19 tertinggi adalah pasar Raya Padang di Sumatera Barat, Jakarta dan Palangkaraya. Terdapat 246 kasus terkonfirmasi dari klaster di padang, dilaporkan lingkungan pasar di palangkaraya menyumbang 102 kasus positif, dan 64 pedagang di pasar tradisional jakarta dinyatakan positif COVID- 19.

Menurut ketua departermen Epidemiologi di UI sekaligus anggota tim pakar gugus tugas nasional dan tim ahli pemerintah kota bogor dan depok pandemi telah merekomendasikan kepada setiap pemerintah daerah untuk rutin melakukan pemeriksaan di pasar-pasar tradisional dan memantau kepatuhan protokol kesehatan kepada pedagang maupun pembeli di pasar tradisional.

Mengapa? Kita sebagai masyarakat sering sekali melakukan transaksi ataupun berbelanja di pasar tradisional. Hampir seluruh pedagang dan pengunjung pasar tampak tidak peduli dengan himbauan yang berbentuk tulisan di berbagai pasar yang mengingatkan kita semua untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Maka dari itu, pentingngya peran pemerintah daerah untuk selalu memantau dan mengerahkan aparat negara untuk menegur masyarakat yang tidak patuh akan protokol kesehatan di pasar tradisonal seperti kewajiban penerapan pemakaian masker dan face shield serta menyediakan handsanitizer.

Di beberapa sudut pasar terdapat sarana cuci tangan pakai sabun, namun sering sekali pedagang ataupun pengunjung mengabaikannya, dan hanya menjadikan sarana tersebut sebagai formalitas kepatuhan, namun tentu tidak mematuhinya.

Hal terbaik yag sangat disarankan selain pemantauan protokol kesehatan adalah mengimbau pengelola pasar untuk melakukan pengaturan keluar masuk pengunjung pasar dengan disesuaikan pada kondisi pasar, serta memberi jarak antar pedagang satu sama lain, selain itu menghindari adanya penumpukan pengunjung/pembeli dengan menerapkan sistem antrean.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun