Mohon tunggu...
P B8
P B8 Mohon Tunggu... -

P B8 adalah nama pena ku yang merupakan singkatan dari PENULIS BINTANG 8. \r\nAku menggunakan nama pena agar tidak banyak yang mengetahui siapa aku sebenarnya. \r\n"P B8, Penulis yang hanya ingin dikenal melalui karyanya"

Selanjutnya

Tutup

Money

Merek Salah Kaprah

19 April 2011   02:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:39 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari kegiatan tukar menukar suatu produk (barang dan jasa) yang memberi bisa manfaat lebih bagi orang yang bersangkutan. Dari zaman kuno yang mengenal sistem barter sampai zaman modern menggunakan alat pembayaran berupa uang tunai, bahkan saat ini kita hanya perlu menggunakan sebuah kartu (baik kartu kredit maupun kartu debit). Perkembangan  demi perkembangan  dicatat manusia sehingga kita mengenal apa yang disebut dengan ilmu Marketing (Pemasaran). Perlu diketahui bahwa marketing  beda dengan penjualan.
Ilmu marketing cakupannya sangat luas termasuk didalamnya  yang disebut dengan  Merek (Brand). Merek dapat diterjemahkan  sebagai pengenal suatu produk yang dihasilkan sebuah perusahaan, merek memegang peranan sangat penting terhadap kemajuan sebuah perusahaan. Umumnya perusahaan dengan merek yang sudah dikenal luas oleh masyarakat akan lebih unggul dalam memasarkan produknya, karena saat memutuskan pembelian suatu produk, konsumen lebih banyak dipengaruhi oleh psikologis sosial (walaupun masih banyak konsumen yang lebih kritis).
Untuk membuat sebuah merek dikenal tentunya bukan hal mudah, apalagi saat ini sudah bermunculan berbagai macam merek. Bahkan sejak produk Cina mulai merambah tanah air, muncul berbagai macam merek yang hampir  mirip dengan merek yang sudah terkenal di Indonesia, walaupun tidak banyak yang bisa bertahan.
Sadar atau tidak sadar, sebenarnya  sejak zaman dulu tim marketing perusahaan  dengan jeli sudah membentuk psikologis sosial masyarakat Indonesia terhadap sebuah merek.
Buktinya adalah banyak masyarakat di daerah pedalaman bahkan di kota besar yang menyebut sepeda motor  dengan kata HONDA tak perduli yang dikendarainya itu merek Yamaha atau Suzuki.  Mie instan selalu di sebut INDOMIE walaupun yang dimakan adalah Mie Sedap atau Mie ABC. Air mineral disebut AQUA padahal yang diminum adalah merek  Monalisa/ Mountair. Mungkin teman-teman tidak pernah menyangka bahwa  ODOL adalah merek pasta gigi yang sangat terkenal zaman dulu,  bahkan sampai saat ini pun masih banyak yang menyebut  kata ODOL padahal yang  dibelinya adalah Pepsodent atau Enzim, dan masih banyak lagi.
Hmmnn.....Dari semua yang saya sebutkan di atas saya namakan Merek Salah Kaprah.
Semoga Bermanfaat
(P B8 Penulis Novel Aku Mencintai Pribumi).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun