Mohon tunggu...
Oktavianus Daluamang Payong
Oktavianus Daluamang Payong Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis adalah merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Kapabilitas Politik Artis Parlemen

17 April 2024   09:39 Diperbarui: 17 April 2024   12:18 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sedangkan Alfiansyah Bustomi alias Komeng dan bintang sinetron Jihan Fahira untuk pertama kalinya berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Jawa Barat. Komeng mencatat prestasi dengan raihan suara tertinggi, yakni 5,3 juta suara. 

Kapabilitas Politik

Dalam pemilu, sebuah peristiwa besar politik, kita menyaksikan perilaku yang absurd. Para politisi menghabiskan uang yang sangat besar, dengan jumlah yang sulit dibayangkan, untuk "membeli" suara pemilih. Tidak ada perbincangan mengenai cara menata masa depan yang lebih baik dan adil secara konkret dan dengan kontrak yang jelas. Karena perbincangan mengenai ini tidak pernah jelas, maka warga barangkali akhirnya melihat sembako dan amplop sebagai hal yang lebih konkret (Sunaryo, 2024). Terkadang para elite politik lebih mementingkan jumlah suara tanpa dibarengi kapabilitas dalam politik.

Kapabilitas politik merujuk pada kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk mempengaruhi proses politik dan mencapai tujuan politik mereka.

Secara umum, kapabilitas politik mencakup berbagai aspek seperti kemampuan mobilisasi, negosiasi, koordinasi, dan pengaruh dalam proses politik. Kapabilitas ini dapat bervariasi dari individu ke individu, kelompok ke kelompok, atau negara ke negara, tergantung pada konteks politik, sosial, dan ekonomi yang ada. 

Robert D. Putnam (1993), seorang ilmuwan politik terkenal, sering berbicara tentang "kapital sosial" sebagai salah satu bentuk kapabilitas politik.

Bagi Putnam, kapital sosial adalah jaringan relasi sosial yang dapat digunakan oleh individu atau kelompok untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dalam proses politik.

Selain itu Bourdieu (1979) melihat kapabilitas politik sebagai bagian dari konsep "kapital" yang lebih luas, yang meliputi kapital ekonomi, budaya, dan sosial.

Bagi Bourdieu, individu atau kelompok dengan lebih banyak kapital memiliki lebih banyak kekuatan untuk mempengaruhi proses politik.

Secara umum artis parlemen yang terpilih tentunya telah memiliki kapital sosial, ekonomi, dan budaya yang kuat. Secara materi para artis parlemen tidak diragukan. Namun modal tersebut belum tentu menjadi kapital politik mereka dalam menjawab aspirasi masyarakat. 

Ada beberapa kriteria kapabilitas politik artis ini sering diperdebatkan di antaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun