Mohon tunggu...
Oktavianus Daluamang Payong
Oktavianus Daluamang Payong Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Menulis adalah merawat ingatan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengkritisi Perubahan Kurikulum Merdeka Menjadi Kurikulum Nasional Baru

11 Maret 2024   18:28 Diperbarui: 11 Maret 2024   18:38 1630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : KOMPAS.tv.com

Di dalam Kurikulum Merdeka disediakan CP yang pada dasarnya sama dengan apa yang disebut dengan tujuan pembelajaran umum, yaitu berupa tujuan pembelajaran yang perlu dicapai siswa dalam waktu dua tahun (setiap fase). Kurikulum Merdeka dinilai aneh karena tidak menyediakan tujuan pembelajaran instruksional (di kurikulum Merdeka disebut Tujuan Pembelajaran).

Relevansi Bagi Pendidikan di Indonesia

Kurikulum nasional baru yang ditetapkan harus relevan dengan kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Kurikulum merdeka sudah masuk dalam kategori relevan namun kajiannya belum lengkap. Oleh karena itu penerapannya harus bertahap.

Pengembangan Kurikulum Merdeka dilakukan sejak awal 2020 dan diterapkan secara terbatas di sekitar 3.000 sekolah penggerak pada 2021.  Kemudian, di tahun berikutnya hingga saat ini implementasinya dilaksanakan secara sukarela. Meskipun belum resmi menjadi kurikulum nasional, Kurikulum Merdeka diklaim dipakai lebih dari 300.000 satuan pendidikan atau sekitar 80 persen.

Bagi sekolah atau perguruan tinggi yang belum menerapkan kurikulum merdeka, apabila setelah ditetapkan nanti maka ada rentan waktu dua tahun untuk mempelajari dan kemudian menerapkannya.

Lantas apa manfaat penerapan kurikulum merdeka. Dari hasil kajian beberapa sumber. Berikut beberapa keunggulan dari kurikulum merdeka. Pertama, kurikulum dikatakan lebih sederhana dan mendalam. Fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Selain itu, di dalam kurikulum tersebut belajar lebih mendalam, bermakna, tidak terburu buru dan menyenangkan.

Kedua, lebih merdeka. Peserta didik : tidak ada program peminatan di SMA, melainkan memilih mata pelajaran sesuai dengan minat , bakat dan aspirasinya. Guru : mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah : memiliki wewenang mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Ketiga, lebih relevan dan interaktif. Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta untuk aktif mengeksplorasi isu isu aktual misalnya masalah lingkungan dan kesehatan untuk mendukug pengembangan karakter dan pengembangan potensi profil pelajar Pancasila.

Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberi fleksibilitas bagi pendidik dan satuan pendidikan untuk menumbuh kembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik agar menjadi pembelajar sepanjang hayat yang berkarakter Pancasila.

Dengan demikian apabila kurikulum merdeka atau kurikulum nasional baru ini menjadi jawaban untuk peningkatan kualitas pendidikan dari akar rumput maka layak diterapkan sembari perlu persiapan dan pelengkapan persyaratannya.

Sebagai anak bangsa tentu punya harapan bahwa kurikulum bukan produk politik. Sehingga meskipun elite politiknya berganti namun tidak dengan kurikulumnya. Dengan demikian pendidikan bisa mengubah politik tetapi tidak sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun