Mohon tunggu...
Danang Setiawan
Danang Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Anggota komunitas Alam Lejar Bhumi Immaculata / Mahasiswa Psikologi Unika Soegijapranata

Mahasiswa fakultas psikologi di Unika Soegijapranata Semarang. Aktif dalam mengenalkan Ecoenzyme dan mengadakan pelatihan pembuatan ecoenzyme beserta turunannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Budaya Instan pada Pembuatan Ecoenzyme

22 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 22 Juni 2024   08:07 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam era modern ini, budaya instan telah merasuki hampir setiap aspek kehidupan setiap manusia. Dari makanan cepat saji hingga hiburan digital, segala sesuatu tampaknya dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Namun, budaya instan ini memiliki konsekuensi yang signifikan ketika diterapkan pada praktik ramah lingkungan, khususnya dalam pembuatan ecoenzyme.

Apa Itu Ecoenzyme?

Ecoenzyme adalah larutan hasil fermentasi dari sisa-sisa organik, seperti kulit buah dan sayur, gula, dan air. Proses pembuatannya memerlukan waktu fermentasi sekitar tiga bulan, di mana mikroorganisme bekerja untuk menguraikan bahan organik menjadi cairan yang kaya enzim. Ecoenzyme memiliki berbagai manfaat, termasuk sebagai pembersih rumah tangga, pupuk organik, dan penghilang bau.

Budaya Instan dan Tantangannya

Budaya instan yang telah meresap dalam masyarakat saat ini mendorong orang untuk mencari hasil yang cepat dan mudah. Hal ini menjadi tantangan besar dalam pembuatan ecoenzyme, yang secara alami membutuhkan waktu dan kesabaran. Banyak orang yang tertarik pada konsep ecoenzyme, namun sering kali mereka kecewa dengan durasi fermentasi yang panjang. Akibatnya, mereka mungkin mengabaikan atau menghentikan proses di tengah jalan.

Selain itu, keinginan untuk mendapatkan hasil yang cepat sering kali membuat orang tergoda untuk mempercepat proses fermentasi dengan cara yang tidak sesuai, seperti menambah bahan kimia atau memperpendek waktu fermentasi. Tindakan ini tidak hanya merusak kualitas ecoenzyme yang dihasilkan, tetapi juga bertentangan dengan prinsip dasar keberlanjutan dan ramah lingkungan.

Pentingnya Edukasi dan Kesabaran

Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh budaya instan, edukasi menjadi kunci utama. Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya proses alami dan manfaat jangka panjang dari ecoenzyme. Program pendidikan dan pelatihan mengenai cara pembuatan ecoenzyme yang benar dapat membantu mengubah mindset masyarakat, dari yang serba instan menjadi lebih menghargai proses alami.

Kesabaran juga harus ditanamkan sebagai nilai penting dalam upaya lingkungan ini. Kesabaran tidak hanya akan menghasilkan ecoenzyme berkualitas tinggi, tetapi juga akan membantu individu mengembangkan kedisiplinan dan penghargaan terhadap alam. Melalui kesabaran, Individu belajar bahwa perubahan positif memerlukan waktu dan usaha yang konsisten.

Kesimpulan

Budaya instan memiliki dampak yang signifikan pada pembuatan ecoenzyme, menantang masyarakat untuk tetap sabar dan setia pada proses yang alami. Dengan edukasi yang tepat dan penanaman nilai kesabaran, tantangan ini dapat diatasi. Ecoenzyme bukan hanya solusi ramah lingkungan, tetapi juga simbol dari perubahan sikap yang lebih berkelanjutan terhadap alam. Mari bersama-sama berusaha untuk mengatasi budaya instan demi masa depan yang lebih hijau dan sehat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun