Mohon tunggu...
Gunawan S. Pati
Gunawan S. Pati Mohon Tunggu... Dosen - dosen

Penikmat buku dan pengamat pendidikan dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Usaha Rumahan Pakai Manajemen Tukang Cukur, Mengapa Tidak?

13 Agustus 2021   13:42 Diperbarui: 21 Agustus 2021   17:01 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjalankan bisnis dari rumah. (sumber: SHUTTERSTOCK/VIZILLA via kompas.com)

Setelah pengetikan soal selesai proses pencetakkan dimulai dengan mesin sheet manual dan dijilid satu persatu. Pada waktu itu disebut buku stensilan. Proses pembuatan buku latihan soal EBTANAS difaslitasi oleh sekolah dan dilakukan pada sore hari setelah sekolah selesai.

Kebiasaan pembelajaran kelas 3 SMP (sekarang kelas 9) pada waktu dulu menyelesaikan materi setelah itu latihan soal-soal untuk menghadapi EBTANAS. 

Dengan adanya buku latihan soal-soal siswa tidak perlu mencatat soal lagi, siswa hanya mengganti biaya pembelian kertas dan tinta saja. Waktu tahun 1980-an memang sudah biasa siswa diminta guru mencatat di papan tulis pakai kapur, belum ada whiteboard dan boardmarker.

Ilustrasi usaha rumahan (Sumber:freepik)
Ilustrasi usaha rumahan (Sumber:freepik)

Ketika siswa yang piket menghapus tulisan di papan tulis debu kapur bertebangan kemana-mana. Ternyata menggunakan buku latihan soal lebih praktis dan harganya tidak mahal serta beberapa sekolah tahu manfaat buku tersebut juga ikut membeli terutama sekolah-sekolah terdekat.

Setelah mengetahui manfaat dari buku tersebut, banyak guru pesan buku untuk siswanya agar bisa latihan mengerjakan soal-soal dan ketika EBTANAS sudah siap, tentunya saja ingin siswanya mendapat nilai yang baik.

Banyaknya pesanan buku latihan soal-soal bahasa Inggris pada waktu itu membuat saya berpikir untuk menyerahkan saja ke penerbitan buku tetapi tidak jadi karena beberapa pertimbangan. 

Akhirnya penerbitan buku saya kelola sendiri dengan manajemen ala tukang cukur karena keterbatasan modal. Langkah-langkah yang saya kerjakan pada waktu itu adalah sebagai berikut.

Pertama, membaca naskah soal-soal EBTANAS lama dan menganalisisnya untuk membuat soal-soal sejenis dengan tingkat kesulitan yang bervariasi. 

Pada waktu itu setelah berakhir EBTANAS semua naskah soal harus dimusnahkan dan biasanya dibakar serta disertai berita acara pemusnahan naskah.

Sekolah biasanya ambil hanya beberapa naskah EBTANAS setiap mata pelajaran untuk arsip dan dokumen guru. Setelah draft naskah yang ditulis tangan di buku diperiksa dan disesuaikan dengan materi kurikulum sudah siap diketik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun