Mengapa dan kapan kita menggunakan peribahasa
Banyak alasan mengapa kita menggunakan peribahasa tetapi saya sebagai pengajar memiliki argumentasi sendiri dalam menggunakan peribahasa. Banyak percakapan dan tulisan yang menggunakan peribahasa yang perlu dimengerti dengan benar.Â
Meskipun peribahasa bahasa Indonesia kadang kita tidak sepenuhnya mengerti sebab arti peribahasa tidak selalu diaungkapkan secara harfiah. Misalnya, "air susu dibalas air tuba." Jika diterjemahkan apa adanya maknanya tidak sesuai, padahal artinya, perbuatan baik dibalas dengan perbuatan buruk.
 Apalagi mempelajari peribahasa bahasa Inggris yang memiliki banyak peribahasa sulit tetapi cukup menarik. Alasan saya menggunakan peribahasa khususnya bahasa Inggris karena masih banyak percakapan dan tulisan yang menggunakannya. Jika tidak diajarkan tentu saja siswa akan mengalami kesulitan. Zaman masih ada ujian nasional (UN) ada juga peribahasa yang muncul dalam soal sehingga siswa perlu belajar peribahasa.
Saya sering menyelipkan peribahasa dalam proses pembelajaran sehingga siswa sering mendengar dan membiasakan pengunaan peribahasa dalam konteks tertentu.Â
Penggunaan peribahasa yang tepat akan membuat ungkapan yang kita sampaikan lebih indah. Misalnya ketika menasehati siswa saya gunakan peribahasa,"Where there is a will, there is a way." Jika ada kemauan pasti ada jalan keluar. Peribahasa ini untuk memotivasi siswa untuk belajar giat.Â
Jika kita diberi kesempatan untuk menyampaikan pidato atau sambutan suatu acara kita bisa menyisipkan peribahasa yang berkaitan dengan topik  yang dibicarakan. Bahkan ketika kita berbicara dalam situasi tidak resmi pun kita bisa menyisipkan peribahasa.
Peribahasa merupakan kekayaan sebuah bahasa yang perlu kita lestarikan dan jangan sampai anak cucu kita tidak mengenal peribahasanya sendiri. Penggunaan peribahasa akan menambah ungkapan bahasa kita menjadi tambah indah dan memilki kesan yang tidak mudah terlupakan.
Semoga bermanfaat
Pati, 9 Juli 2021