Salah satu guru yang ngajar di sekolah negeri menghubungi saya lewat WhatsApp dan bercerita bahwa pembelajaran jarak jauh (PJJ) lebih berat daripada pembelajaran tatap muka. Setelah pulang mengajar biasanya tidak pernah membawa pekerjaan ke rumah kecuali mengoreksi pekerjaan siswa tetapi sekarang banyak tugas yang harus dikerjakan setelah pulang ke rumah.Â
Pada waktu yang berbeda, ketika saya membaca WhatsApps yang berisi keluh kesah orangtua yang merasa berat menanggung beban ekonomi, apalagi ditambah kegiatan PJJ membuat beban semakin berat. Esensinya, dua hal inilah yang menjadi pangkal persoalan dalam mengelola PJJ.
Tugas guru yang cukup berat ini sudah sering disampaikan dalam media cetak, Â televisi, dan media sosial bahkan beberapa tulisan di Kompasiana.Â
Orang awam mungkin berpikir bahwa dalam masa pandemi Covid-19 guru  libur tidak mengajar  dan hanya memberi tugas saja pada siswanya.  Apa yang menyebabkan tugas guru semakin berat? Pertama, hampir semua guru harus beradaptasi dengan cara mengajar siswa dengan menggunakan platform pembelajaran dalam jaringan (daring), hal ini perlu waktu untuk menguasai salah satu platform pembelajaran.
Kedua, dalam pembelajaran tatap muka, guru biasanya  memanfaatkan buku siswa yang ada di hampir semua sekolah dan semua siswa bisa pinjam buku tersebut di perpustkaan. Ketika pembelajaran daring, semua materi yang akan diajarkan harus dibauat dengan menggunakan Powerpoint dan perlu dilengkapi dengan rekaman suara agar penjelasan materi mudah dimengerti siswa. Proses penyusunan materi dengan powerpoint sangat menyita pemikiran, tenaga dan waktu, apalagi guru yang belum terampil menggunakan komputer.
Ketiga, setelah proses pembelajaran daring selesai, guru harus segera memantau kehadiran siswa, keaktifan  siswa dalam proses pembelajaran serta segera mengkoreksi tugas-tugas yang telah diberikan guru. Dalam pembelajaran tatap muka, memantau kehadiran siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran bisa dilakukan dalam kelas sehingga  begitu pembelajaran selesai tugas guru juga selesai.
Tidak hanya guru yang menanggung beban pandemi Covid-19, orangtua malah memikul beban ganda, berfungsi sebagai pembimbing belajar ketika anaknya belajar di rumah serta mencukupi peralatan untuk belajar di rumah seperti, handphone, laptop dan pembelian kouta internet.Â
Akibat beban beban berat yang ditanggung orangtua, banyak suara sumbang yang diarahkan ke sekolah, seperti guru enak libur terus, guru hanya memberi tugas kepada murid saja. Bahkan di Facebook, salah satu orangtua murid menuduh guru memakan gaji buta, akibat tuduhan tersebut guru tidak terima tetapi  akhirnya orangtua minta maaf.
Permasalah yang muncul saat ini akibat ketidaktahuan orangtua tentang rumitnya  PJJ dan sebagia besar guru belum siap mengadaptasi sistem pembelajaran yang baru. Seolah-oleh permasalahan yang dihadapi pemangku kepentingan  pendidikan (kepala sekolah, guru dan orangtua) tiada berujung. Oleh karena itu dibutuhkan solusi yang tepat agar guru bekerja dengan nyaman dan orangtua tidak menanggung beban terlalu berat.
Win-win solution