Mohon tunggu...
Pavita Salma
Pavita Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka semua yang berwarna pink, unicorn, dan susu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Cinta dan Keinginan Ni Pollok

14 Juli 2023   19:15 Diperbarui: 14 Juli 2023   19:16 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku yang berjudul “Ni Pollok Model dari Desa Kelandis” karya Yati Maryati Wiharja adalah buku yang berisi tentang biografi dan kisah cinta antara Ni Pollok dengan Le Mayeur. Ni Pollok adalah seorang gadis penari legong yang berasal dari desa Kelandis, sebuah kampung yang tidak begitu jauh dari Denpasar. Ni Pollok terlahir sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara dan lahir pada tanggal 3 Maret 1917. Ni Pollok lahir dari pasangan suami istri yang bernama I Jodog dan Ni Cuklik. Ni Pollok menjadi penari legong saat berusia enak setengah tahun. Lalu Ni Pollok bertemu dengan Le Mayeur yang menjadikannya sebagai model.

Le Mayeur atau Tuan Adrien Jean Le Mayeur de Merpres adalah seorang pelukis yang berasal dari Belgia. Lelaki yang tidak muda lagi, berkulit putih, berambut merah, dan bermata biru. Siapa sangka bahwa pelukis ini atau Le Mayeur lah yang membuka lembaran-lembaran baru bagi Ni Pollok. Mengubah seluruh jalan hidup Ni Pollok. Kehidupan yang semulanya redup menjadi cerah begitu saja. Ni Pollok telah menjadi istri seniman besar sekaligus model selama dua puluh enam tahun lamanya.

Ni Pollok mendapat tawaran menjadi model untuk lukisan Le Mayeur saat usianya sudah lima belas tahun. Saat Ni Pollok menjadi model Le Mayeur, Ni Pollok hanya dibayar satu rupiah sehari. Menurut Ni Pollok, nasibnya saat itu baik karena menjadi model Le Mayeur. Ni Pollok menganggap bahwa Le Mayeur sungguh seorang majikan yang penuh pengertian. Setelah melewati waktu bersama, selanjutnya ada lembaran baru yang membuat Ni Pollok sangat senang. Pada akhirnya, Le Mayeur merencanakan perkawinan dengan Ni Pollok. Anak dari desa Kelandis, bekas penari Legong Keraton yang terkenal namun tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menggerakkan jari, tubuh, dan bola mata. Anak petani miskin yang tak pernah mengenal satu huruf pun, resmi menjadi istri seorang lelaki putih bermata biru. Putra seorang bangsawan Belgia, yaitu Adrien Jean Le Mayeur de Merpres. Sejak saat itu, Ni Pollok menyebut dirinya sebagai Madame Le Mayeur.

Saat menjalin sebuah hubungan sebagai suami istri, ada kalanya kita menginginkan sesuatu yang sangat diinginkan oleh banyak pasangan. Apakah itu? Ya, benar. Seorang anak. Ni Pollok sangat menginginkan seorang anak. Ni Pollok seorang wanita yang ingin mendengar tangis bayi yang keluar dari rahimnya, merindukan makhluk kecil yang mengisap buah dada dengan menatap matanya, merindukan mata yang bening dan tangan-tangan yang kecil. Ni Pollok juga rindu untuk mengeloni tubuh yang lembut dan hangat, menidurkannya sebelum tidur, menimangnya dengan mesra, dan mengajaknya berbicara dengan bahasa anak yang lucu. Ni Pollok mencurahkan isi hatinya yang sangat menginginkan seorang anak.

Akan tetapi, hal itu tidak akan terjadi. Le Mayeur tidak setuju untuk memliki anak. Menurutnya, jika Ni Pollok mengandung akan membuat tubuhnya menjadi berubah dan jelek. Jika hal itu terjadi, Ni Pollok tidak akan bisa menjadi model lagi. Sembilan bulan untuk mengadung dapat membuat tubuhnya menjadi rusak dan tidak seindah semula. Ni Pollok terdiam dan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apakah Le Mayeur menikahi Ni Pollok hanya untuk mencari uang?

“Biarlah kita korbankan hidup kita seluruhnya buat seni, Pollok……..” kata Le Mayeur.

Iya, hidup hanya untuk seni. Ni Pollok hanya bisa terdiam dan berpikir sejenak untuk merenungkan alasan-alasan yang diberikan Le Mayeur. Pada akhirnya, keinginan Ni Pollok untuk memiliki anak pun tidak akan terjadi.

Kejadian ini mengingatkan kita pada istilah childfree. Childfree adalah istilah yang mengacu pada suatu konsep di mana pasangan yang sudah menikah memilih untuk tidak memiliki atau membesarkan anak. Pasangan yang memutuskan untuk childfree pastinya memiliki alasan. Tidak ada pasangan yang tidak memiliki alasan saat memilih untuk childfree. Seperti yang dikatakan oleh Le Mayeur, alasannya tidak ingin memiliki anak karena kehamilan akan mengubah tubuh Ni Pollok dan membuatnya tidak menarik lagi sebagai model. Le Mayeur hanya ingin mengabdikan seluruh hidupnya untuk seni.

Hal ini membuat banyak pertanyaan muncul di benak kepala. Apakah Le Mayeur benar-benar mencintai Ni Pollok? Atau Le Mayeur menikahi Ni Pollok hanya untuk memanfaatkan badannya saja? Bagaimana dengan model? Apakah Le Mayeur menikahi Ni Pollok agar tidak menambah biaya menjadi model? Ni Pollok pernah menjadi model yang hanya dibayar satu rupiah per hari, sedangkan bayaran model itu mahal. Masih banyak lagi kemungkinan-kemungkinan yang tidak dapat disampaikan.

Selain melihat banyak kemungkinan itu, di sisi lain Ni Pollok sangat mencintai Le Mayeur. Kita juga bisa mengambil dari sisi positifnya. Misalnya saja, seperti Ni Pollok yang diajarkan oleh Le Mayeur untuk mengenal huruf, aritmatika dasar, dan belajar bahasa Prancis. Selain itu juga, Le Mayeur banyak mengajarkan hal-hal yang Ni Pollok tidak tahu. Jika kita melihat dari sisi positif, kemungkinan itu juga bisa menjadi bukti cinta Le Mayeur kepada Ni Pollok.

Hal yang tidak diinginkan pun terjadi, Le Mayeur telah meninggal dengan tenang di akhir bulan Mei tahun 1958. Ada perasaan yang bercampuran dan tidak bisa disampaikan secara terang-terangan. Sedih? Tentu iya. Sedih karena ditinggalkan oleh suami yang sangat dicintainya. Tidak hanya ditinggalkan oleh suami, saat ini Ni Pollok juga masih belum memiliki anak karena Le Mayeur yang tidak menginginkannya. Hingga pada akhirnya, Ni Pollok membuka lembaran baru di dalam hidup yang telah dijalani selama empat puluh tahun lamanya. Ni Pollok bertemu dengan seorang dokter yang berasal dari Italia. Lelaku Italia itu bernama Federico Alliney. Lelaki Italia itu tinggi, kukuh, dan menarik. Federico Alliney datang untuk mempersembahkan cinta kepada Ni Pollok.

Jika Ni Pollok menerima cintanya, alasannya bukan itu semata-mata. Alasan Ni Pollok kawin memang selalu ada. Kini juga tak berbeda. Menurutnya, hidup menjanda bukan keadaan yang menyenangkan karena hidup menjadi kurang lengkap rasanya. Alasan lainnya, mengapa Ni Pollok memilih lelaki asing? Karena Ni Pollok takut di madu. Namun bagaimanapun, perkawinan yang kedua dengan segala alasannya itu tak akan pernah terjadi jika saja Ni Pollok memiliki anak dari Le Mayeur. Inilah alasan utama Ni Pollok tentang perkawinan keduanya. Andai saja Le Mayeur menerima keinginan Ni Pollok memiliki anak. Perkawinan keduanya tidak akan terjadi. Ni Pollok termasuk perempuan yang setia karena tetap mempertahankan hubungan dengan suaminya, walaupun keinginan yang selama ini dimimpikan tidak terwujud.

Setelah menikah dengan Federico Alliney pun tetap tidak memiliki anak. Hubungan mereka berdua hanya berlangsung setahun. Federico Alliney mendapat pesan untuk kembali ke Italia karena kontraknya sudah habis. Mereka hanya bisa menjalani hubungan lewat surat saja. Kisah kehidupan yang panjang dari Ni Pollok dan Le Mayeur. Buku ini terdapat kisah cinta di antara Ni Pollok dan Le Mayeur yang dapat menarik perhatian banyak orang. Kehidupan baru dari seorang gadis penari legong dan seniman terkenal yang berasal dari Belgia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun