SENIOR SAMPAH
(DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN / KEPEMUDAAN)
Oleh :Rizal Pauzi*
Ketika kita masuk dalam sebuah organisasi kepemudaan atau kampus baru ,maka hal yang paling menarik atau yang membayangi fikiran kita adalah senior. Mengapa senior?
Mungkin jawaban yang kita terima dari para pelakunya berbeda - beda namun intinya sama yaitu bagaimana perlakuan mereka terhadap juniornya ataukah bagaimana desain pengaderan yang disiapkan untuk menyambut adik - adiknya. Jika dalam persfektif mahasiswa baru, senior kadang lebih ditakuti dibanding dosen. Seolah - olah senior adalah raja dan mahasiswa baru adalah budak.Lantas siapakah yang salah?
Apakah senioritas dalam organisasi itu tidaklah penting ataukah harus dipertahankan?
Sejenak kita menengok kebelakang, saya mahasiswa angkatan 2009 di universitas hasanuddin.Tiga tahun yang lalu saya menjadi mahasiswa baru. Entah mengapa dari awal saya sangat tidak senang dengan senior - senior.Perlakuan mereka menurutku tidak layak dicontoh, namun tetap saja sok menggurui.Bahkan mereka selalu mengganggap juniornya salah.Merujuk ke Undang - undang senioritas yaitu pasal 1 senior selalu benar, pasal 2 yaitu apa bila senior salah maka dikembalikan kepasal 1.
Namun entah mengapa aku tetap memiliki semangat untuk mengikuti seluruh pengaderan di HMJ ku.Dalam menjalani masa mahasiswa baru aku pun mencoba untuk ikut pengaderan diberbagai organisasi baik itu intra maupun ekstra kampus.
Kembali ke pembahasan senior, senior secara umum adalah orang yang telah lebih dahulu masuk dalam sebuah organisasi / kampus / maupun organisasi kepemudaan lainnya.Kesenioran seseorang diatur berdasarkan awal masuknya.Namun definisi menurut saya pribadi adalah orang yang melebihi kemampuan kita.Kedua pengertian ini benar apa bila ditinjau dari kacamata yang berbeda pula. Dari kedua definisi inilah yang melahirkan tipe senior yang berbeda.
Pada hakikatnya ,senior itu memiliki tanggungjawab / amanah yang berat. Senior harus mampu menjadi teladan bagi junior - juniornya.Selain itu senior juga harus mampu berbagi ilmu dan memotivasi adik- adiknya.Namun persoalan yang sering mmuncul adalah banyaknya senior yang kurang mengerti tentang konsep pengaderan yang akan diterapkan.
Sedikit menggambarkan inti pengaderan, dalam konsep pengaderan secara umum dikenal 3 tahap yaitu pembongkaran ,pengosongan, dan pengisian. Pada tahap awal yaitu proses pembongkaran dituntutlah para senior - senior bertindak tidak seperti biasanya (agak keluar dari norma - norm a pada umumnya) namun tetap ada nilai - nilai positif yang ditanamkan. Sedangkan dalam proses pengosongan harus betul - betul mampu membuat para peserta pengaderan harus betul - betul kosong (siap menerima apa yang akan diberikan secara ikhlas ) dan pada saat pengisian disinilah diberikan pengetahuan, ideology, dan culture yang ada dalam organisasi tersebut.