Mahasiswa , dalam pergolakan zaman
Oleh : rizal pauzi
Maka bila negerimu dikuasai para bedebah
Usirlah mereka dengan revolusi
Bila tak mampu dengan revolusi
Dengan demonstrasi
Bila tak mampu dengan demonstrasi,dengan diskusi
Tapi itulah selemah – lemahnya iman perjuangan
(oleh adhie M Massardi ))
Ini adalah sebuah potongan sajak berjudul “ negeri para bedebah “ . sajak ini merupakan sindiran terhadap bangsa Indonesia. Problem dan realitas bangsa saat ini sangat jelas tergambar dalam sajak ini. Namun sengaja saya mengutip paragraf akhirnya karena ini menurut penulis merupakan sindiran kepada generasi muda bangsa Indonesia khususnya mahasiswa.
Menurut hemat saya, penulis sajak ini seakan – akan juga mulai pesimis dengan kekuatan mahasiswa. Mengapa demikian ?
Jawabannya sangat jelas dalam sajaknya, dia mengawali dengan cara revolusi dan banyak menggunakan istilah kalau tak mampu. Namun hal ini perlu diapresiasi dan menjadi salah satu alat untuk menyadarkan kita semua akan merosotnya nilai – nilai perjuangan mahasiswa.
Boleh dikatakan bahwa hampir semua mahasisw tau bahwa funsi mahasiswa ada 3 yaitu agen of change, agen of social control , dan agen of moral sporce. Namun entah mengapa akhir – akhir ini funsi ini seakan – akan kurang berjalan dan bahkan pergerakan mahasiswa di beberapa kampus pun mulai tenggelam.
Paradima mahasiswa harti ini menganggap bahwa fungsi mahasiswa yaitu funsi agen of change, agen of social control ,dan agen of moral sporce tidak lagi sejalan dengan tri darma perguruan tinggi. Yaitu pendidikan , penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari keenggangan mahasiswa untuk mengkaji masalah social dan kebangsaan apa lagi yang namanya turun kejalan untuk menyampaikan aspirasinya.
Mahasiswa hari ini berpandangan bahwa tri darma perguruan tinggi telah diamalkan dengan baik dengan jalan mengikuti perkuliahan secara serius. Penjabaran tri darma perguruan tinggi dalam benak mahasiswa hari ini umumnya yaitu pendidikan telah dilaksanakan dibangku kuliah, penelitian pada saat penyusunan skripsi dan pengabdian pada masyarakat pada saat kuliah kerja nyata (KKN)
Hal ini menjadikan keadaan yang semakin rumit , dimana adanya kemudahan menyelesaikan studi di banding sebelum sebelumnya. Bahkan waktu 4 tahun menyelesaikan studi hari ini telah menjadi hal yang biasa saja. Hal ini jelas membuat hampir semua mahasiswa terlena dengan terus saja mengejar nilai akademik dan menjadikannya tyepat waktu tanpa membpertimbangkan kemampuan dak skill yang dimiliki.
Lantas bagaimana dengan pergerakan mahasiswa hari ini?faktor akademik adalah factor utama yang menyebabkan lemahnya pergerakan mahasiswa. Namun bukan berarti hanya itu factor yang mempengaruhinya. Masih banyak hal yang lain, diantaranya adalah sifat apatisme mahasiswa dan tekanan orang tua. Terjangkitnya virus hedonism dan kesengangan aktif dalam organisasi berbasi kegemaran (olahraga, seni, dsb ) . semua itu menurut penulis adalah sesuatu yang sangat menyedihkan. Mau dikemsnakan bangsa ini kedepannya ketikagenerasi muda tidak lagi memikirkan masalah yang menimpa bangsanya. Entah ini terjadi karena factor internal maupun eksternal yang menyebabkan hal ini. Atau kah tuhan sedang menguji bangsa kita yang begitu banyak masalah misalnya korupsi, pembunuhan, perang antar warga, dsb. Wallahu a’lam.
Namun persoalan – persoalan keduniaan ini tidak tidak boleh begitu saja menyerahkan kepersoalan takdir, namun ada kewajiban untuk berusaha/. Dslsm sl quran dijelaskan bahwa tidak akan berubah keadaan suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang mengubahnya. (ar raddu ayat 11) kitalah yang mampu mengubah keadaan ini yang insyaallah mendapatkan ridha Allah swt jika kita melakukan perubahan untuk kebaikan.
Aktivis – aktivis organisasi kampus maupun organisasi kemasyarakatan lainnya harus mampu menjadi relawan yang berada dalam garda depan perubahan bangsa ini . ttugas utama yang kita harus emban saat ini adalah sebagai langkah awal adalah bagaimana kita mampu mengajak rekan – rekan kita untuk aktif berorganisasi dan mengubah mind set mereka untuk kembali engemban fungsi – fungsi mahasiswa. Sebenarnya.
Namun karena sulitnya melakukan tugas ini maka kebanyakan aktivis hari ini seakan – akan merasa lemah dan tak mampu berbuat apa – apa. Mengajak kaum intelektual dikampus sendiri saja susah apa lagi seluruh Indonesia. Tantangan ini memperparah keadaan Indonesia . namun masalah aktif hari ini juga pernah dialami aktivis 66. Seperti yang ditulis soe hok gie dalam buku hariannya.”akhir – akhir ini saya selalu berfikir ,apa gunanya semua yang saya lakukan ini . saya menulis, melakukan kritik pada banyak orang yang saya anggap tidak benar dan sejenisnya lagi .makin lama, makin banyak musuh saya dan makin sedikit orang yang mengerti saya dan kritik saya tidak merubah keadaan. Jadi apa sebenarnya yang saya lakukan ? saya ingin menolong rakyat kecil yang tertindas ,tapi kalau keadaan tidak berubah,apa gunanya kritik – kritik saya ?apa ini bukan semacam onani yang konyol?kadang – kadang saya mersa sungguh kesepian? (catatan seorang demonstran,Jakarta : LP3ES.1983)
Ini menggambarkan sedikit keputus asaan dari seorang aktivis 66, dia telah melakukan banyak hal sedangkan keadaan tidak berubah. Bahkan dia merasa bahwa dirinya kesepian.
Sengaja mengutif pernyataan soe hok gie ini karena beliau dikenal sebagai aktivis mahasiswa yang idealis sampai akhir khayatnya dan berperan penting dalam menggulingkan orde lama.
Keadaan lembaga kemahasiswaan hari ini sangat memprihatinkan, selain krisis kader, juga terjadi fanatisme organisasi yang berlebihan. Hal ini yang membuat lemahnya pergerakan mahasiswa. Lembaga kemahasiswaan hanya sibuk mengurusi pertentangan antar lembaga. Padahal kita ketahui bersama bahwa organisasi / lembaga kemahasiswaanlah yang merupakam wadah untuk mendidik generasi muda bangsa Indonesia yang cerdas, kritis, dan peduli bangsanya.
Kembali kebait akhir sajak yang berjudul “negeri para bedebah” ,hikmah yang harus kita ambil yaitu kita harus melakukan hal yang paling lemah dalam sajak ini yaitu diskusi. Diskusi harus mampu dijadikan budaya bagi setiap mahasiswa. Diskusi harus menjadi pemandangan khas di pelataran – pelataran kampus, di warkop – warkop ,disekretariat organisasi, dan tempat – tempat kumpul lainnya. Selanjutnya yaitu dengan mengembangkan diskusi tersebut sehingga lebih mengarah ke intelektual dan pemecahan masalah. Selanjutnya diskusi harus mampu melampauibatasan organisasi tertentu, namun diskusi meliputi antar lembaga ,antar organisasi masyarakat dan umum.
Setelah proses penguatan kajian isu dan pondasi intelektual melalui proses diskusi maka selanjutnya adalah proses implementasidari hasil diskusi baik itu melalui demonstrasi , gerakan – gerakan social maupun pengabdian langsung kemasyarakat. Gerakan demonstrasi ini tidak mampu berbuat banyak karena adanya perpecahan antar organisasi , perbedaan misi, dan pengawalan isu yang kurang continue. Yang menarik hari ini adalah bermunculannya gerakan – gerakan yang peduli dengan bangsa ini. Misalnya gerakan “beli Indonesia “ yang mencoba membangkitkan perekonomian bangsa dengan jalan menanamkan budaya cinta produk local. Selanjutnya pengabdian yang langsung kemasyarakat banyak member efek positif misalnya program “ Indonesia mengajar” yang didirikan oleh anis baswedan, mampu memberikan sumbangsi besar dalam kemajuan pendidikan Indonesia.
Terakhir, yang harus dilakukan adalah menanamkan budaya intelektual ,selanjutnyabudaya diskusi, dan selanjutnya menetukan visi semua lembaga selanjutnya membentuk gerakan yang terorganisir untuk melakukan perubahan dinegeri ini . saatnya mulai bertindak , relawan perubahan harus berjuang keras untuk mampu melaksanakan tahap demi tahap perubahan ini. Masa depan bangsa ini ada dipundak para kaum intelektual muda bangsa ini.
Berjuanglah !!!
Makassar, 30 juli 2012
Rizal pauzi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI