Mohon tunggu...
rizal pauzi
rizal pauzi Mohon Tunggu... -

terukir indah atau terlupakan zaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Senior Sampah

28 Agustus 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:13 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kembali kepersoalan senior, banyaknya oknum yang keluar dari konsep pengaderan dan cenderung hanya didorong oleh sikap balas dendam dan naluri senang melihat orang lain menderita. Perilaku senior yang seperti inilah yang kemudian melahirkan kader - kader yang memiliki perilaku seperti itu pula dan bias saja membentuk karakter dan moral yang tidak baik.Dengan demikian lahirlah kader - kader yang boleh dikata akan menjadi parasit diorganisasi tersebut dimasa depan.

Rendahnya intelektual, moral dan mental senior menyebabkan lahirnya kebencian junior kepada senior. Hal ini menyebabkan proses transfer culture organisasi dan pengetahuan menjadi terhambat. Hal lain yang menjadi kendala kemudian adalah lahirnya senior yang kurang bermanfaat dan bahkan menjadi malapetaka .senior seperti inilah yang kemudian penulis memberikan istilah "senior sampah"

Istilah senior bukanlah hanya sebatas pada proses pengaderan saja. Namun tetap berlanjut pada semua level organisasi selama organisasi itu tetap berputar. Dalam hal inilah memunculkan 3 tipe senior yaitu senior ideal,senior apatis, senior sampah.

Apakah yang membedakan ketiga tipe ini?

Secara garis besar perbedaan tipe ini terletak pada perannya dalam sebuah organisasi. Senior ideal adalah senior yang mampu berbagi, bertukar fikiran, dan dapat menjadi teladan. Senior apatis adalah orang - orang yang yang kurang peka terhadap keadaan organisasi khususnya terhadap para junior - juniornya. Terkahir yaitu tipe senior sampah yaitu senior yang hanya menjadi malapetaka terhadap orang lain dan cenderung hanya mencari dan memanfaatkan statusnya(senioritas) untuk memperoleh keuntungan walaupun merugiksn orang lain.

Dalam berorganisasi khususnya dalaam lembaga kemahasiswaan / organisasi kepemudaan. Maka yang sangat perlu dibangun adalah bebersamaan ,persaudaraan, dan kesetiaan.

Namun selang waktu, perpecahan itu sering terjadi. Misalnya, dalam hal perebutan kekuasaan, penentuan kebijakan,dsb. Dalam hal ini pasti ada actor yang berpengaruh yang mencoba menciptakan konflik siapakah actor itu?

Selain itu saling curiga dan penghianatan terjadi akibat adanya keserakahan dan tujuan individu / kelompok lebih diutamakan dibanding tujuan organisasi. Siapakah penghianat itu?

Ini merupakan masalah internal , ketika kita mencoba menganalisis tentang persoalan eksternal maka kita akan mendapati oknum - oknum yang mencoba menklaim setiap kegiatan positif yang dilakukan atas arahannya sehingga seakan - akan dialah "pahlawannya",lantas siapakah dia?

Belum lagi persoalan bagaimana mengangkat figurnya sendiri ketimbang membangun organisasinya sendiri. Misalnya selalu tampil seolah - olah ferfect didepan umum tanpa memberikan ruang aktualisasi terhadap para anggotanya. Dia menciptakan dirinya sebagai "the best" ditengah perjuanganberdarah - darah anggotanya,entahlah ! lantas siapakah dia?

Persoalan berikutnya adalah persoalan membangun jaringan (koneksi). Jaringan adalah salah satu tujuan utama yang dicari dalam sebuah organisasi. Namun sadar kah kita bahwa hanya segelintir orang yang mampu mendapatkaan jaringan dari organisasi dari organisasi tersebut.lalu kenapa,hemat penulis banyak oknum yang hanya beronani dengan jaringan (organisasi) nya sendiri. Ketika ada urusan yang mengharuskan kita untuk bertemu dengan pejabat / orang sukses. Maka hanya oknum itulah yang datang bertemu dan berinteraksi atas nama organisasi, sehingga ketika mereka tidak lagi aktif dalam organisasi tersebut maka koneksi yang dibangun sebelumnya akan terputus dan bias saja jaringan yang telah dibangun tersebut di manfaatkan untuk kepentingan dirinya sendiri. Lantas siapakah oknum itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun