Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Kurikulum Outcome Based Ramadhan

29 Maret 2025   11:44 Diperbarui: 29 Maret 2025   19:16 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ramadhan sebagai bulan keberkahan dan kemuliaan disebut juga dengan 'Sahrut Tarbiyah' atau bulan pendidikan. Pendidikan selama bulan Ramadhan meliputi pendidikan fisik, mental dan spiritual. Kompetensi yang akan dikuasai peserta meliputi soft skill dan hard skill yang akan sangat bermanfaat bagi alumninya dalam mengarungi kehidupan sebelas bulan selepas Ramadhan nanti. Kompetensi yang akan memenangkan segala kompetisi kehidupan dunia. Berikut adalah soft skill dan hard skill yang akan dimiliki para alumni Ramadhan, jika selama Ramadhan mengikuti kurikulum yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan Rasulullah Muhammad SAW.

1. Integritas

Ibadah puasa disebut juga dengan ibadah sirr atau ibadah rahasia. Artinya ibadah yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan dirinya sendiri soal sah atau tidaknya. Ibadah puasa bisa dibuat pelakunya seolah-olah puasa atau pura-pura puasa tanpa diketahui orang lain. Tetapi orang beriman akan selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, sehingga akan selalu menjaga puasanya sebaik mungkin. Sikap selalu merasa diawasi oleh Allah SWT ini akan menjadikan orang beriman sangat hati-hati, jika tindakannya akan membuat nilai puasanya berkurang atau malah tidak sah atau batal. Orang beriman akan menjaga hati, lisan dan seluruh gerak jasmaninya agar tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT dan Rasul-nya. Pengawasan langsung dari Allah SWT akan membuat hati nurani seorang hamba yang beriman menjadi kendali utama dalam bertutur kata dan bertindak. Hal ini disebut dengan pribadi yang berintegritas, satunya hati dengan kata dan tindakan, Integritas adalah kepribadian yang mulia dan langka yang mejadikan pemiliknya hidup terhormat dan bermartabat dalam segala situasi.

2. Resiliensi atau ketangguhan

Ibadah puasa memerlukan ketahanan fisik dan mental. Secara fisik ibadah puasa memerlukan ketahanan menahan rasa haus dan lapar selama sekitar 14 jam, dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Secara mental, rasa lapar dan dahaga sama sekali tidak boleh menjadi penghalang untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.  Ketahanan fisik dan mental ini membuat pelakunya memiliki sikap pemenang bukan pecundang. mental pemenang adalah selalu mengerjakan seluruh perintah tanpa banyak alasan. Sedangkan mental pecundang selalu menolak atau menunda perintah dengan berbagai alasan. Daya tahan atau resiliensi sangat dibutuhkan dalam kehidupan yang sangat dinamis ini. Kecepatan perubahan zaman dalam teknologi yang mempengaruhi perubahan politik, ekonomi, sosial dan budaya memerlukan ketangguhan untuk menghadapinya.

3. Produktif dan Kompetitif

Bulan Ramadhan sangat istimewa karena seluruh amal kebaikan di dalamnya akan mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda. Ibadah sunnah akan dihitung pahalanya seperti ibadah wajib di luar Ramadhan. Pahala wajib akan dilipatgandakan sampai 700 kali bahkan tidak terhingga. Reward atau imbalan langsung dari Allah ini akan menjadi motivasi orang beriman untuk senantiasa meningkatkan ibadahnya. Bulan Ramadhan menjadikan orang beriman sangat produktif melakukan kebaikan. Mereka berkompetisi dalam meraih keberkahan dan kemuliaan. Sikap produktif dan kompetitif sangat krusial dalam meraih prestasi hidup. Dengan selalu produktif dan kompetitif maka kita akan senantiasa mampu menjawab tantangan kehidupan yang semakin hari semakin dinamis dan berat.

4. Berilmu

Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur'an. Ayat pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW adalah 'iqro', perintah untuk membaca. Membaca yang dimaksud adalah membaca kitab yang diciptakan dan kitab yang diturunkan oleh Allah SWT. Kitab yang diciptakan berupa bentangan alam semesta yang luas ini, sedangkan kitab yang diturunkan berupa kalamullah atau Al-Qur'an. Kedua kitab ini adalah sumber ilmu pengetahuan yang akan membuat hidup semakin berguna dan terarah. Orang beriman dan berilmu sudah dijanjikan akan derajat kemuliaannya oleh Allah SWT. Memiliki ilmu pengetahuan adalah kunci untuk menaklukan kehidupan dunia yang semakin inovatif dan kompetitif ini.

5. Dermawan dan Empati

Pada bulan Ramadhan sangat dianjurkan untuk banyak bersedekah. Diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad sangat dermawan, tapi pada bulan Ramdhan lebih dermawan lagi. Sikap dermawan ini muncul karena sikap empati pada penderitaan orang lain. Sikap empati lahir dari pengalaman langsung merasakan lapar dan haus. Penderitaan orang kelaparan dan kehausan karena hidup kekurangan dirasakan oleh oarng berpuasa. Oleh karena itu, sikap empati ini membuat kita lebih mudah berbagi, sehingga distribusi kesejahteraan bisa dirasakan semua orang. Zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf) merupakan bentuk kedermawanan seorang muslim. Adanya Ziswaf akan mengurangi kesenjangan sosial antara orang yang berada dan kekurangan. Ketika kesenjangan sosial bisa diatasi, maka akan mewujudkan tertib sosial. Tertib sosial merupakan modal dalam merawat persaudaraan dan persatuan yang kokoh dalam bermasyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun