Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... Dosen - -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sombong

4 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 4 Desember 2020   19:18 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah Muhammad SAW bersabda ; "Tidak akan masuk surga, seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun sebesar zarrah", para sahabat menimpali :"yaa Rasulullah apakah memakai pakaian yang indah adalah bentuk kesombongan?", Sang Rasul menjawab : "sesungguhnya Allah maha indah dan menyukai keindahan"." Sesungguhnya kesombongan itu adalah menolak kebenaran".

Dalam  Al-Qur'an di surat Al-Baqarah ayat Allah juga berfirman : "Kebenaran itu datangnya dari Rabb mu, maka jangan sekali-kamu termasuk orang yang ragu". Sesungguhnya Allah menurunkan kebenaran dalam dua bentuk yaitu : qauliyah dan kawniah. Qauliyah adalah kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur'an, sedangkan kebenaran kawniyah adalah kebenaran yang ada di alam semesta, yang disebut juga hukum alam.

Kebenaran dari Allah bersifat mutlak, baik pada kebenaran qauliyah maupun kebenaran kawniyah. Jika ada yang salah, bukan Al-Qur'an  atau alam yang salah, tapi manusia dengan segala kelemahannya dalam menafsirkan kebenaran itu. Oleh karena itu, perlu kepakaran dan kompetensi yang mumpuni dalam menafsirkan kebenaran. 

Untuk mengetahui kebenaran suatu ayat Al-Qur'an maka kita harus perlu belajar ilmu tafsir dengan segala persyaratan dan penunjangnya. Begitu juga untuk mengetahui kebenaran hukum alam maka kita harus belajar ilmu alam  dengan segala metodologinya. Jika kita belum atau tidak mempunyai kepakaran dan kompetensi di suatu bidang keilmuan, baik menyangkut Al-Qur'an maupun alam, maka selayaknya kita bertanya kepada pakar, bukan membuat asumsi sendiri.

Salah satu unsur alam adalah virus. Virus mempunyai karakteristik sendiri dalam penyebarannnya dan ini merupakan kebenaran alam yang harus ditafsirkan melalui penelitian olehpakar. Sekarang kita berhadapan dengan masalah pandemi COVID-19 yang disebabkan virus Corona, jika kita bukan pakar virologi, sudah seharusnya kita percaya kepada Virolog, agar kita tidak salah langkah dalam mengantisipasi dampaknya. 

Jangan karena kesombongan kita, lalu menolak kebenaran, karena bisa berakhir dengan kesengsaraan dan kebinasaan. Kebinasaan bagi diri sendiri maupun kebinasaan terhadap orang lain. Sungguh kita diperintahkan oleh agama kita untuk senantiasa memberikan keselamatan dan kesejahteraan kepada orang lain dan dilarang mendholimi orang lain dengan cara apapun.

Protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah  agar kita memakai masker, mencuci tangan dan menjauhi kerumunan, merupakan hasil kajian dari banyak peneliti dan pakar keilmuan yang terkait dengan penyebaran virus. 

Oleh karena itu, tidak selayaknya kita abai dengan protokol kesehatan, karena ini merupakan kebenaran hasil penelitian dari ilmuan bidang mikrobiologi, virologi dan epidemiologi (kesehatan masyarakat). Ilmuan-ilmuan tersebut menafsirkan kebenaran kawniyah melalui rangkaian metode penelitian yang rigid, ketat dan sistematis. Jadi, tidak perlu kita meragukan kebenaran bidang kesehatan ini, demi kemaslahatan kita bersama.

Wallahu 'alam bishawab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun