Mohon tunggu...
Pauzan Haryono
Pauzan Haryono Mohon Tunggu... Dosen - -

"Manusia biasa yang berusaha untuk jujur pada diri sendiri"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Metode Pembelajaran Terbaik yang Diabaikan

15 Agustus 2016   08:56 Diperbarui: 15 Agustus 2016   09:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki sejarah gemilang. Warisan budayanyapun masih terlihat sampai sekarang. Kerajaan Sriwijaya mampu membangun di istana di atas air di saat bangsa-bangsa Eropa masih tinggal di goa. Candi Borobudur dibangun 600 tahun sebelum bangunan katedral pertama di Eropa. Pelaut-pelaut kita sudah menjelajah samudera sebelum pelaut-pelaut bangsa lain mengelilingi bumi.

Di bidang pendidikan bangsa ini juga memiliki warisan asli yang juga luar biasa. Metode pembelajaran terbaik pernah kita miliki namun sekarang kita abaikan. Kita lebih terpesona dengan bangsa lain dalam segala hal, sehingga apapun yang kita miliki terasa rendah kualitasnya. Minimal ada tiga metode pembelajaran warisan nenek moyang kita yang kalau diterapkan akan mampu mengubah wajah pendidikan kita yang sekarang ‘belum jelas arahnya’. Ketiga metode pembelajaran itu adalah :

  • Bercerita

Mengajar dengan cerita akan membangkitkan kesan bagi siswa. Pelajaran sesulit apapun kalau disampaikan dalam bentuk cerita akan merangsang siswa-siswa untuk lebih fokus, karena mereka penasaran dengan kelanjutan cerita tersebut. Di berbagai wilayah Indonesia terdapat banyak sekali cerita rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa nenek moyang kita sudah mengajarkan nilai-nilai luhur dan membangkitkan motivasi dengan cara bercerita.

  • Berdialog

Dialog adalah komunikasi dua arah. Dengan dialog akan mampu mengeksplorasi pemikiran-pemikiran siswa. Dialog yang baik akan melahirkan sintesis dari berbagai tesis  dan antitesis, karena siswa bisa saja memiliki pengetahuan dan pengalaman berbeda dalam menanggapi satu hal. Dialog adalah metode pembelajaran yang ‘membukakan pikiran’ bukan ‘mengisi pikiran’. Bangsa kita memiliki budaya dialog yang luar biasa. Hal ini dibuktikan dengan adanya balai desa di tingkat desa dan alun-alun di tingkat pusat kerajaan. Balai desa dan alun-alun merupakan wadah dialog antara pemimpin dengan rakyatnya.

  • Menjelajah

Dua metode pembelajaran sebelumnya, jika dilaksanakan dengan baik dan dan konsisten akan menghasilkan kecerdasan kognisi yang baik pula. Tapi kognisi yang baik tidak cukup, karena kita membutuhkan kecerdasan meta kognisi, yaitu cerdas dalam memanfaatkan pengetahuan. Betapa banyak orang cerdas tapi tidak menghasilkan apa-apa karena tidak bisa memanfaatkan kecerdasan. Penjelajahan adalah metode pembelajaran yang akan menghasilkan kecerdasan metakognisi, karena dalam penjelajahan akan banyak sekali masalah yang harus dipecahkan. Pemecahan masalah kadang memerlukan keberanian dan kemandirian. Bangsa ini punya semboyan ‘nenek moyangku adalah pelaut’. Itu artinya bangsa ini punya kebiasaan menjelajah bukan pemain ‘jago kandang’.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun