Mungkin banyak yang belum tahu kalau pohon kopi yang ditanam di benua Amerika asalnya dari pulau Jawa. Bahkan sampai tahun 1906 semua kopi yang ada di negara Amerika Serikatoleh pedagangnya diberi nama Java. Tak heran kalau salah satu kata slang untuk kopi di sini adalahJava.
Setelah sukses dengan proyek penanaman kopi di pulau Jawa di abad ketujuh belas, Belanda memberikan bibit tanaman kopi ke raja Perancis Louis XIV tahun 1713.Dari Perancis, tanaman itu dibawa ke wilayah jajahan mereka di kepulauan Karibia.Dari Karibia, tanaman kopi nyeberang ke benua Amerika, dimulai dari Amerika bagian selatan, tengah lalu utara.Sampailah ke negara Paman Sam.
Peristiwa itu terjadi jauh sebelum kedai kopi Starbucks menjualkopi Java (dan juga kopi Sumatra) di kios-kios mereka.Juga jauh sebelum imigran Indonesia yang datang dan tinggal di Amerika lalu merasa bangga sekali ketika melihat kopi dengan tulisan Java atau Sumatra di toko-toko swalayan.Seandainya saja tahu kalau (kopi) Java (baik yang berasal dari pulau Jawa ataupun bukan dinamai Java) sudah lama menjadi bagian hidup sebagian orang Amerika tentu menjadi merasa biasa-biasa saja.
OrangAmerika sendiri bisa dibilangpenggemar kopi walaupun hanya berada di urutan kedelapan di dunia.Lima puluh empat persen orang dewasa Amerika minum kopi setiap hari sementara 30 persen lainnya minum kopi tapi hanya kadang-kadang.Rata-rata peminum kopi menghabiskan 3,1 cangkir kopi setiap hari.Uang yang beredar di bisnis kopi ini 18 milyar setahun bandingkan dengan pasar kopi dunia yang nilainya 80 milyar dollar.
Tampaknya kegemaran kopi orang Amerika ini akan diwariskan kepada generasi mendatang.Walau hanya sedikit berbeda selera.Kalau generasi terdahulu lebih menyukai kopi pakai cream atau gula saja, generasi muda penggemar kopi lebih menyukai kopi dicampur dengan bumbu-bumbu campuran penyedap rasa.Vanila, coklat, karamel adalah tambahan yang digemari generasi ini di dalam kopi mereka.Saat ini saja sudah sekitar 30% penggemar kopi spesial seperti ini apalagi di masa mendatang. Mungkin nanti jadi sama dengan teh Amerika yang lebih kental aroma bumbu-bumbu tambahan dibandingkan tehnya sendiri.
Selamat akhir pekan
sumber gambar : www.starbucksstore.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H