Seorang Pemuda yang berasal dari kabupaten batanghari diprovinsi jambi, memiliki inovasi untuk menciptakan makanan kue  kering dengan gambar seperti batik yang mencirikan daerah mereka sendiri. Kue kering yang diciptakan ini menjadi sebuah ide menarik yang dia lakukan agar menarik perhatian para konsumen dan sekaligus juga untuk mendapat jenis kuliner baru dengan budaya daerahnya sendiri.
"Mula-mula saya mengembangkan kue basah, akan tetapi suatu hari saya memiliki ide dengan memproduksi kue kering yang memiliki gambar atau cetakan sama seperti batik Batanghari," seperti yang dikatakan oleh Adek Darma diliput di Batanghari pada tanggal 28 Juli sabtu dini hari.
Seperti yang diketahui kalau Batik Batanghari mempunyai suatu nilai tersendiri dari daerah mereka yang memiliki nilai plus jika dijadikan gambar pada kue kering pada produknya itu. Pada awalnya hanya percobaan saja akan tetapi mendapat respon positif dari masyarakat.
Dengan menggunakan keahliannya dalam mengolah bahan makanan pada akhirnya si pemuda tersebut berhasil menciptakan produk itu dengan bagus. Tidak lupa dengan label yang dinamakan Cootiq tersebut memiliki bentuk bulat yang bagus dan dibungkus dengan toples kecil yang terbuat dari plastik.
"Untuk penjualan saat baru pertama kali memasarkan kami hanya menjualnya didaerah Muarabulian Kabupaten Batanghari, akan tetapi untuk sekarang ini kami sudah memperluas penjualan menuju wilayah perkotaan Jambi," ungkap Ade.
Ade yang dibantu sang istri terus menekuni bisnisnya pada kawasan Pasar baru Di daerah Muarabulian Kabupaten Batanghari. Tidak hanya itu bisnisnya juga dijalankan melalui online dan bisa juga dengan via telepon untuk melakukan pemesanan produknya itu.
Untuk mengelolah kue kering, menurut Ade, hanya menggunkan metode seperti biasa, akan tetapi yang membuat beda adalah dirinya memberikan keunikan pada gambar batik Batanghari untuk kue kering tersebut yang diberikan pada sisi atas maupun toping kue itu yang kemudian di panggang kedalam oven.
Yang pada langkah selanjutnya kue kering yang berbentuk bulan tersebut dibungkus kedalam toples plastik putih dengan ukuran tujuh centimeter yang sangat lucu, yang kemudian diberikan label Cootiq.
"Untuk bungkusannya masih terlihat simpel, memang kami mempunyai kesulitan dalam membuat kemasannya menjadi lebih bagus. Kami juga telah mengunjungi Rumah Kemasan dari Batanghari, akan tetapi mereka tidak memiliki buku petunjuknya. Kami memiliki harapan untuk bantuan lebih baik dari kemasan," imbuh Ade.
Dirinya juga mengungkapkan jika dirinya masih merasa sulit untuk mengembangkan tenaga kerja ditempatnya karena dalam memproduksi kue sangat membutuhkan ketekunan dan keahlian. Disamping itu faktor upah menjadi salah satu alasan kenapa mereka masih mengerjakannya berdua dengan istrinya.
"Nanti kue kering ini mungkin langkah kami adalah memperkerjakan ibu PKK yang ada dilokasi ini, agar mereka mendapat manfaat juga untuk pekerjaan ini dan mempunya keahlian dalam membuat produk kue kering seperti ini khas dari Batanghari dimana pastinya akan menambahkan penghasilan untuk keluarga mereka juga nantinya," Ungkap Ade yang merupakan pebisnis Diet Sehat muda yang berhasil didaerah tersebut.