Desa tua
Apa yang terbenak dipikiran kalian ketika mendengar kata desa tua? Mengenai umur desa tersebut? Mengenai situs sejarah atau peninggalan-pininggalan kuno di desa tersebut? Desa Cibuntu digambarkan sebagai kota tua sebenarnya karena desa ini memiliki penduduk dengan usia rata-rata menginjak usia tua yaitu berusia 45 tahun keatas (Alfatianda dan endah, 2017). Desa cibuntu memiliki pola kehidupan yang cukup menarik dimana masyarakat desa cibuntu pada umumnya ketika usia muda memilih untuk mencari peruntungannya di kota besar disekitarnya seperti di Jakarta sehingga wisata homestay merupakan salah satu potensi yang ada akibat pola kehidupan tersebut.
Desa Wiasata
Desa Cibuntu adalah salah satu desa wisata yang terletak di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Desa ini terletak di lereng gunung Ciremai sehingga pemandangan alam pasti disajikan didesa wisata ini. Untuk menuju ke desa wisata Cibuntu terdapat 2 jalur yaitu jalur jalan Raya Cirebon Kuningan kita akan melewati sekitaran hutan Linggar Jati sampai Mandirancan atau jalur Sumber, Kabupaten Cirebon kita akan melewati Plangon. Untuk tiket masuk desa wisata Cibuntu ini kalian akan dikenakan biaya Rp.5000,- per orang dan parkir Rp. 3000,- untuk roda 4 dan Rp. 2000,- untuk roda 2. Desa Wisata Cibuntu menyajikan ekowisata dan agrowisata secara bersamaan. Pada tahun 2016 desa wisata Cibuntu dinobatkan sebagai desa wisata terbaik ke 5 dibidang homestay se ASEAN dan urutan ke 2 desa wisata terbaik di Community Based Tourism (CBT) Kementerian Pariwisata Indonesia pada tahun 2017. Desa wisata ini dikelola oleh masyarakat dan dibantu oleh pemerintah yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan. Didesa wisata ini menawarkan beberapa produk wisata yaitu agrowisata tanaman pangan, agrowisata menangkap ikan, agrowisata "Kampung Kambing", ekowisata sejarah, ekowisata alam mata air "Kahirupan", ekowisata alam curug "Gong-Seng", membuat kerajinan gerabah dan cinderamata dari bamboo, berburu sinyal, pawai obor, budaya dan kesenian, diaolog budaya, atraksi penyambutan, bermain angklung, fun game tradisional, kuliner dan pembuatan kuliner serta homestay.
Pertanian berkelanjutan adalah sistem usaha tani yang dapat dilakukan sekarang hingga nanti, tidak merusak lingkungan dan aman, menguntungkan secara ekonomi, dan dapat diterima dimasyarakat. Di masa pandemi covid-19 ini pertanian merupakan salah satu sektor yang tidak terlalu terdampak tetapi pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak. Kalau kita ketahui agrowisata adalah perpanduan pertanian dan wisata yang menyajikan sistem pertanian dengan polesan keindahan yang menarik wisatawan untuk datang melihatnya, dibuat unik dan biasanya berbeda dari tempat lainnya serta memanfaatkan keindahan alam yang diberikan Tuhan untuk menambahkan kesan tak terlupakan bagi wisatawan. Sehingga agrowisata seharunya bisa menjadi alternatif dalam mengatasi dampak dari pandemi ini.
Bila dikaitan dengan pertanian berkelanjutan terdapat 3P yang terkandung yaitu People (berhubungan dengan budaya), Planet (berhubungan dengan lingkungan) dan Profit (berhubungan dengan ekonomi) sehingga dari 3P tersebut desa wisata Cibuntu sangat memberikan dampak positif dan berhubungan dengan pertanian berkelanjutan. Dari segi lingkungan agrowisata yang diciptakan di desa wisata Cibuntu ini selalu menciptakan lingkungan yang bersih, sistem pertanian yang digunakan mengalami rotasi dengan pembagian daerah yang teratur selain itu penggunaan pertanian berbasis organik yang baik untuk lingkungan sangat berdampak pada pertanian untuk skala panjang. Sedangkan dibidang perekonomian, masyarakat sekitar mendapatkan penghasilan tambahan selain menjadi petani dengan dibukanya sektor-sektor lain seperti kuliner, perdagangan dengan menjual hiasan atau cinderamata, homestay, atau sebagai tour guide, pelaku seni karena adanya kesenian-kesenian dan kebudayaan yang ditunjukkan, banyak lapangan pekerjaan yang bisa dibuka dengan adanya agrowisata ini sehingga masyarakat Cibuntu yang mayoritas adalah masyarakat usia tua tetap bisa mendapatkan penghasilan yang memadai untuk kehidupannya selain itu anak-anak hingga orang dewasa bisa ikut terlibat dalam kegiatan wisata yang disediakan di desa wisata Cibuntu ini
Selain itu dengan adanya desa wisata ini kegiatan sosial seperti sapa-menyapa, tolong menolong dan gotong royong pun tercipta. Masyarakat saling berinteraksi dan menjalin hubungan, bekerjasama untuk membangun desa. Salah satu hal yang bisa dilihat masyarakat mengadakan gotong royong membersihkan desa, membangun fasilitas umum, menjaga keamanan untuk menciptakan kenyamanan bagi wisata yang datang ke desa wisata Cibuntu dan juga desa Cibuntu masih memegang erat kebudayaan lokal dengan adanya upacara adat sedekah bumi (sabumin) yaitu syukuran dari hasil bumi seperti sayuran, buah, umbi, dan adanya wisata kesenian budaya pun dapat memperkenalkan dan melestarikan budaya setempat kepada wisatawan yang datang.