Mohon tunggu...
Imperial Jathee
Imperial Jathee Mohon Tunggu... Pekerja Media -

Tukang Bikin Tulisan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Menyanyi Warna Senja

15 Mei 2015   11:56 Diperbarui: 5 Oktober 2017   10:30 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lirih menyanyi menjelang petang. Sekeliling ditemani warna alam sejati. Aku rindu langit  kuning yang kini terhampar di horison. Silau mengantarkan keindahan akhir hari. Syahdu! Mengajakku untuk mengerti tentang kesudahan. Menarikku kepada malam. Hari telah membayar kewajibannya. Semua berlalu. Berakhir pada warna kuning menjadi pekat. Di sisi jalan, pengemis mencintai seribu rupiahnya. Disakukannya di saku celananya. Tampak tukang ojek merasa tak cukup dengan uangnya. Mulutnya menunda untuk membeli sebungkus rokok. Lirih menyanyi menjelang petang. Sekeliling ditemani warna alam sejati. Hari telah membayar kewajibannya. Semua berlalu. Kini, aku ingin pulang lagi pada senja esok yang menguning lembut, lemah di ruang udara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun