Mohon tunggu...
Paulus Teguh Kurniawan
Paulus Teguh Kurniawan Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Alumni Master of Science in Finance dari University of Edinburgh, Inggris Raya. Fasih bicara bahasa Inggris dan Mandarin. Saat ini bekerja sebagai akuntan.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Inilah Permasalahan Utama MU Semenjak Ditinggal Ferguson

18 Maret 2014   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:48 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin semua penggemar MU bertanya-tanya, kenapa MU bisa begitu jeblok musim ini? Selama ini kebanyakan orang mungkin berpikir bahwa MU pasti bisa sukses meskipun tanpa Fergie, mengingat mereka sudah dipenuhi pemain-pemain top, memiliki mental juara dan tradisi juara, sudah memiliki filosofi permainan yang pakem, memiliki finansial yang baik, dan sebagainya. Tugas penerus Fergie hanyalah sekedar meneruskan saja, jadi tidak sulit. Namun ternyata musim ini MU bisa sebegitu kacau. Ada apa sebenarnya? Saya akan berterus terang saja: salah 1 problem utama MU adalah mereka tidak lagi sering dibantu wasit seperti di era Ferguson. Mungkin argumen saya ini kedengaran lebih bernada penghinaan sinis ala haters MU daripada sesuatu yang ilmiah, namun perhatikan dulu. Belakangan ini semakin banyak bukti bahwa memang demikianlah yang terjadi. Silahkan simak berita berikut yang saya copas dari http://www.goal.com/id-ID/news/1108/sepakbola-inggris/2013/05/17/3985170/sir-alex-ferguson-akui-biasa-tekan-wasit ___________________________________________________________________________________ Sir Alex Ferguson Akui Biasa Tekan Wasit

Menekan wasit merupakan hal lumrah menurut Fergie.

OLEH   DEDE SUGITA Sir Alex Ferguson tak memungkiri dirinya memang kerap melancarkan tekanan kepada wasit agar memberikan tambahan waktu yang menguntungkan buat Manchester United. The Red Devils di bawah kepemimpinan Sir Alex tenar sebagai raja comeback, tapi mereka juga mendapat cap negatif lantaran sering memperoleh injury time lama dalam kondisi tertinggal. Tambahan waktu panjang ini identik dengan istilah "Fergie time". Bos gaek Skotlandia yang akan pensiun usai laga pamungkas Liga Primer Inggris 2012/13 melawan tuan rumah West Bromwich Albion ini mengaku sering menekan korps baju hitam, tapi itu menurutnya sesuatu yang lumrah, dan itu tak sama dengan mind games yang hanya ditujukannya pada tim lawan. "Ofisial keempat [kontra Swansea] pada Minggu lalu menunjukkan papan waktu kepada saya dan di sana tercantum delapan menit. Saya bilang, 'pikirkan lagi!'" ucap Sir Alex dilansir Daily Mail. "Itu juga bagian dari hal tersebut, tekanan yang coba Anda tempatkan pada wasit. Tapi saya melakukanmind games kepada lawan." ___________________________________________________________________________________ Silahkan perhatikan bahwa berita di atas tersebut merupakan pengakuan sendiri dari mulut Fergie langsung, bukan fitnah atau tuduhan dari pihak lain. Masih belum cukup? Saya punya bukti lainnya: ___________________________________________________________________________________ Era Ferguson, Banyak Wasit "Takut" Memimpin di Old Trafford MANCHESTER, KOMPAS.com — Mantan wasit asal Inggris Graham Poll membuat pernyataan mengejutkan. Poll mengatakan, beberapa wasit takut memberikan penalti kepada tim tamu di Old Trafford saat Manchester United masih ditangani Sir Alex Ferguson. Menurut Poll, ketika Ferguson masih melatih MU, kerap ada perkataan pedas yang keluar dari pria asal Skotlandia itu jika wasit dianggap menguntungkan pihak lawan. Poll bahkan merasa pernah terpengaruh dengan keberadaan Ferguson. "Ketika saya melakukan perjalanan ke Old Trafford, saya menyadari ada 'Fergie factor'. Jika saya memberi keputusan 'lunak' yang melawan mereka atau tidak menambahkan cukup waktu, maka saya tahu dia akan memberi tahu saya," jelas Poll dilansir Mail. "Pada hari-hari awal, saya harus mengakui bahwa mungkin hal itu memengaruhi saya. Cara saya memutuskan untuk mengatasi ini adalah untuk meningkatkan tingkat toleransi saya soal hukuman penalti," lanjutnya. Pada pertandingan Premier League antara MU melawan Liverpool di Old Trafford, akhir pekan lalu, wasit Mark Clattenburg memberikan tiga penalti kepada tim tamu. Dua penalti yang diambil Steven Gerrard berujung gol, sementara satu penalti lain gagal. Liverpool pun menang 3-0 dan satu gol tambahan dicetak Luis Suarez dari permainan terbuka. "Hal berbeda terjadi di Old Trafford sekarang. Wasit datang dengan pengetahuan bahwa Sir Alex Ferguson sudah tidak melatih lagi," terang Poll. Sumber: http://bola.kompas.com/read/2014/03/18/0543508/Era.Ferguson.Banyak.Wasit.Takut.Memimpin.di.Old.Trafford ___________________________________________________________________________________ Perhatikan bahwa berita di atas adalah pengakuan langsung dari wasit sendiri, bukan pihak lain. Masih banyak bukti lainnya. Anda bisa gugling untuk menemukan bahwa statistik menunjukkan bahwa rata-rata waktu injury time di old trafford cenderung bertambah lama daripada yang semestinya (di Inggris ini biasa disebut Fergie Time). Wenger juga pernah mengatakan bahwa keberadaan Fergie di pinggir lapangan secara tidak langsung memberikan tekanan bagi wasit sehingga enggan memberikan keputusan-keputusan yang merugikan MU. Masuk akal memang. Bayangkan saja jika anda menjadi wasit, ditonton oleh seorang manajer yang begitu sukses selama puluhan tahun, dihormati di seluruh Inggris bahkan pemerintah juga menghormatinya sampai memberinya gelar "Sir"; apa anda akan berani membuat konflik dengan orang seperti itu? Siapapun pasti akan sungkan untuk menimbulkan sakit hati pada orang yang sedemikian terhormat seperti itu. Apalagi jika Sir Alex sendiri yang secara langsung menekan wasit, secara langsung berusaha mempengaruhi keputusan-keputusan wasit (seperti yang diakui sendiri oleh Fergie di atas), sudah tentu wasit akan semakin tertekan dan semakin sungkan. Kalau anda aktif di jejaring sosial twitter, anda akan menemukan ada banyak sekali tweet-tweet bernada sindiran kepada MU yang sering dibantu wasit, sejak beberapa tahun lalu. Sudah terlalu banyak orang yang mengamati bahwa MU sering dibantu wasit, bahkan dari akun-akun twitter yang netral dan objektif sekalipun. Jadi inilah permasalahan utama MU semenjak ditinggal Fergie; para wasit tidak takut lagi untuk berbuat adil, membuat keputusan yang merugikan MU. Contoh paling nyata adalah pertandingan MU vs Liverpool kemarin di mana wasit berani memberikan 3 penalti + 1 red card sekaligus pada MU. Sedangkan pada musim lalu, seingat saya, MU sama sekali tidak pernah mendapatkan kartu merah ataupun penalti di premier league, sampai di pekan-pekan terakhir di mana MU sudah dipastikan menjadi juara liga. Inilah yang sulit bagi MU saat ini: siapapun pengganti Fergie, sudah pasti ia tidak akan bisa membuat para wasit ketakutan seperti yang dilakukan Fergie. Bagi anda para penggemar MU, anda boleh tidak setuju dengan saya, tapi menurut saya bukti 2 berita di atas itu seharusnya sudah cukup jelas. Di samping alasan di atas, saya sebenarnya juga terheran-heran kenapa Fergie memilih David Moyes sebagai penggantinya. Setelah saya melihat rekam jejak Moyes selama melatih Everton, prestasinya tergolong biasa-biasa saja. Sejak mulai menangani Everton pada 2002, prestasi Everton selalu stagnan, tidak mengalami kemajuan selama bertahun-tahun. Ini berbeda dengan Fergie. Saat Fergie mulai menangani MU, saat itu MU merupakan tim papan bawah, kemudian tahun demi tahun Fergie mulai berhasil membawa kemajuan, hingga meraih trofi pertama 3 tahun kemudian, dan sejak itu terus menanjak hingga berhasil merajai Inggris dan bahkan eropa. Bandingkan saja dengan Moyes yang selama 11 tahun menangani Everton tidak berhasil membawa kemajuan apa-apa; Everton masih tetap saja menjadi tim spesialis papan  tengah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun