Di depan teras perpustakaan
Seorang lelaki lagi duduk merekam pagi
Matanya menatap kesunyian yang rapuh
Bibirnya terlihat merapal nada-nada abstrak
Dalam huruf-huruf mati yang bertingkah
hurut-huruf mati itu menjadi kumpulan diksi-diksi yang sunyi
Sesunyi hatinya yang kala menjelma pagi
Kicauan burung pun ikut meratapi kesunyian itu
Di depan teras perpustakaan
Lelaki itu sedang merayu waktu
Ia sedang memangku lamunan di atas kursi kayu lapuk bertubuh namun tak berjantung
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!