Mohon tunggu...
Damar Murti
Damar Murti Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Just ordinary people... Menulis adalah bentuk ekspresi dari sebuah pengalaman dan bagian dari ide. "life only once, so use it wisely"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Luar Biasanya Jepang, Ya Ini Ceritanya...

2 April 2014   01:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:12 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13963719141002914220

[caption id="attachment_329579" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/ Kompasiana (tribunnews.com)"][/caption]

Awal mula cerita ini adalah ketika di pagi hari ini saya mulai beraktifitas ke kampus dengan semua perlengkapan komplit mulai dari dompet, hp, kartu kereta, uang receh yen dan kamera untuk potret-potret karena momennya pas banget saat bunga bermekaran. hehe...

Langkah demi langkah saya tempuh dengan berjalan kaki sambil meikmati keindahan bunga-bunga sakura di tepian jalan. Sambil melihat indahnya bunga sakura saya potret-potret keindahan dari bunga itu. Setelah saya berjalan dan hampir sampai di stasiun kemudian saya hendak mengambil uang di atm, tiba-tiba saya merogoh kantong celana saya daannn "dompetku dimanaaaaaaaaaaaaaa.....???!!!!" #sigh (hela nafasku).

Dengan cukup panik lalu saya kembali ke jalur dimana saya berangkat dari rumah menuju stasiun hingga spot-spot dimana saya memotret. Dan dompet saya tidak ditemukan, malang memang nasibku dengan sedikit berpasrah dan kecewa berangkat ke kampus. Muka yang gaje (gak jelas) terpapar dalam wajahku, kesedihan dan kebingungan melanda diriku. Seakan sudah tidak tahu lagi apa yang harus ku perbuat setelah ini bila benar-benar dompet saya hilang.

Saya mencoba menenangkan diri dan saya mendapatkan titik bening nya. Oh iya ini kan di negara Jepang, semoga dompet tersebut nanti ada kabar dan kembali. Saya hanya terus berharap dan berdoa supaya dompet saya ditemukan oleh orang Jepang dan dilaporkan ke pihak yang berwajib (polisi: red). Setelah menunggu cukup lama di laboratorium pikiran saya kosong hanya memikirkan dompet saya. Tidak banyak sih memang isi uangnya namun disitu ada kartu-kartu penting untuk hidup saya, ATM.!! Tanpa itu matilah sudah saya... huhuhu...

Hampir sore hari waktu itu pukul 16:00 waktu setempat, saya mendapatkan email bahwa dompet saya ketemu. huaaaa huuuaaaa terharu, senang dan bersyukur akhirnya dompet saya ditemukan dan sekarang berada di kantor polisi untuk diambil. Segera saya minta ijin kepada sensei dan meluncur dengan penuh syukur bersama teman saya yang jago bahasa Jepangnya... hahaha....

Selidik punya selidik kata polisinya, yang menemukan dompet saya adalah seorang anak gadis berumur 15 tahun. Dia melaporkan kepada polisi dan tidak meminta imbalan apapun, hanya menginginkan dompet ini kembali kepada pemiliknya. Luar biasa memang mental orang Jepang ini, bukan melebih-lebihkan ya tapi kenyataannya begini memang. Saya tidak tahu deh andaikan posisi saya di negeri sendiri. Pasti sudah hilang. Ya apapun itu, Indonesia negeriku tercinta dan kubanggakan selalu. Semoga di Indonesia suatu saat nanti mampu menjadi negara maju dengan mental yang sangat bersahaja.

Ternyata proses ditemukan dompet saya ini adalah, polisi melihat isi dompet saya apakah ada identitas yang dapat ditemukan untuk menghubungi saya. Ternyata di dompet saya ada kartu komunitas kimia se-Jepang dan mereka telepon pihak komunitas tersebut. Lalu komunitas tersebut mengirim email kepada saya dan sensei saya. Setelah itu, sensei saya membantu saya untuk menelepon kantor polisi menanyakan keberadaan dompet saya. Wah syukur deh punya sensei yang baik bangettt... hohoho...

Point yang saya petik disini adalah hati-hatilah terhadap barang kita masing-masing. Selalu waspada dimanapun kita berada itu kuncinya. Dan tergantung posisi kita sedang berada di negara mana, artinya menentukan apakah barang kita yang hilang tersebut ada kemungkinan untuk kembali atau tidak. Saya kira diperlukan mental yang sangat bersahaja untuk melakukan semua itu. Jujur itu memang tidak mudah tetapi kalau tidak dimulai dari kita , siapa lagi? Kalau bukan mulai detik ini, kapan lagi? Kita semua menginginkan Indonesia dapat menjadi negara maju. Oleh karena itu, kita perlu mendidik anak-anak kita kelak untuk tidak mengambil apa yang bukan milik kita. Sederhana tapi itu poin penting demi membentuk kepribadian dan mental seseorang.

Semoga bermanfaat dan salam hangat Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun