Mohon tunggu...
Damar Murti
Damar Murti Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Just ordinary people... Menulis adalah bentuk ekspresi dari sebuah pengalaman dan bagian dari ide. "life only once, so use it wisely"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hadapi Banjir dengan Senyuman

17 Januari 2014   14:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Musim penghujan kini sudah datang. Biasanya ditandai dengan genangan air dimana-mana. Baik di jalan, sungai bahkan yang paling parah masuk ke dalam rumah. Banyak orang pasti stress dengan keadaan ini, karena jujur dapat diakui bahwa beraktivitas dengan daratan yang tergenang air itu sangat tidak nyaman. Namun dari itu semua, kita sebagai manusia haruslah tawakal dan bersabar terhadap cobaan yang diberikan Tuhan.

Lalu mengapa judul artikel ini hadapi banjir dengan senyuman? Nah, oleh karena itu saya mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda. Bila kita terjebak oleh perasaan emosi kita karena banjir maka itu sedikit banyak akan mempengaruhi mood pribadi dari diri kita masing-masing. Daripada mengeluh terus, lebih baik berusaha untuk memecahkan masalah banjir ini bersama-sama. Berikut ini akan saya bagikan tips-tips untuk menanggulangi banjir itu sendiri.

1. Untuk ukuran lingkungan perumahan, saat ini banyak perumahan yang tidak memperhatikan besarnya volume saluran airnya sehingga bila diterjang hujan semalaman pasti akan tergenang daerah perumahan itu. Karena itu akan lebih baik jika saluran air (got:red) ini diperbesar dan sebisa mungkin bebas dari sampah-sampah sehingga air dapat mengalir dengan baik.

2. Lebih baik jika mempunyai rumah, kondisi pekarangan rumah lebih tinggi sekitar 20-30cm dari permukaan jalan. Ini dilakukan supaya air tidak memasuki pekarangan rumah ketika jalan di depan rumah tergenang oleh air.

3. Di lingkungan perkotaan, terutama Jakarta diakui memang terlalu padat akan bangunan kantor dan gedung pertemuan. Sehingga menyebabkan lahan untuk pohon pun semakin terkikis. Akibatnya daya serap tanah akan air hujan menjadi semakin lemah. Di samping itu, terdapat banyak sampah di saluran air perkotaan sehingga membuat mampet aliran air hujan. Mari kita bersama, mulai dari diri sendiri untuk sadar dan mencintai lingkungan tempat tinggal kita. Toh, kita juga nanti yang akan menikmati hasilnya bukan?

4. Saat hendak ke sekolah atau kantor, lebih baik jalan kaki bila memang kondisinya antara tempat tinggal dan kantor atau sekolah tidaklah terlalu jauh. Dan tak lupa sediakan pula baju ganti dan gunakan sandal ketika menempuh perjalanan, lalu ganti dengan sepatu setelah sampai tempat tujuan.

5. Hadapi kondisi banjir ini dengan senyuman. Dengan tersenyum maka mood kita pun akan bersemangat dan merasa happy untuk beraktivitas.

Sedikit cerita pengalaman saya dahulu ketika saya masih kecil dan rumah masih sering tergenang oleh air karena banjir, saya malah semangat untuk mengepelnya dan main seluncuran dengan air itu. Yang terpenting adalah tanggap akan bencana dari diri kita sendiri. Bukan keluhan, bukan saling tuduh menuduh salah siapa. Yuk, sama-sama kita tuntaskan masalah tahunan ini dengan gotong royong. Mari kita bersama-sama membangun tempat tinggal atau lingkungan hidup kita untuk merasa nyaman ditinggali.

Terakhir, ya hadapi saja banjir itu dengan senyuman dan tindakan nyata.

Salam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun