Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Seorang Lelaki dan Kursi Rodanya

7 September 2020   11:44 Diperbarui: 7 September 2020   11:36 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pasien dengan kursi roda (heath.detik.com)

Malam ini

Seorang lelaki membeku di sisi ranjang. Napasnya bergulir pada kursi roda, pada selang, pada kantung urin, serta salvarzan.

Lelaki dan istrinya beradu pandang, tapi sudut hatinya bangkit menekan-nekan dada, lalu memaksa kepalanya tersedot dalam pusaran waktu. Saat-saat ia menjajakan keperkasaannya bagai rusa jantan kelaparan melocat-loncat ke setiap padang rumput hijau, melahapnya sambil melagukan lagu kasmaran. 

Sayang, 

lagu kasmarannya telah terperangkap lalu meninggalkan jejak pekat sehingga mengurung keperkasaan dalam kehampaan.

Pandangan mereka kembali beradu. Penyesalan membendung air mata lalu mengujur membasahi celananya.

Tapi yakinlah, bisik istrinya.

Telah kukuburkan air mataku bersama rintihanmu. Cintaku tak berubah. Karna kemarin dan hari ini hanyalah waktu untuk memurnikan cinta kita.

Jakarta, 0709020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun