Malam ini
Seorang lelaki membeku di sisi ranjang. Napasnya bergulir pada kursi roda, pada selang, pada kantung urin, serta salvarzan.
Lelaki dan istrinya beradu pandang, tapi sudut hatinya bangkit menekan-nekan dada, lalu memaksa kepalanya tersedot dalam pusaran waktu. Saat-saat ia menjajakan keperkasaannya bagai rusa jantan kelaparan melocat-loncat ke setiap padang rumput hijau, melahapnya sambil melagukan lagu kasmaran.Â
Sayang,Â
lagu kasmarannya telah terperangkap lalu meninggalkan jejak pekat sehingga mengurung keperkasaan dalam kehampaan.
Pandangan mereka kembali beradu. Penyesalan membendung air mata lalu mengujur membasahi celananya.
Tapi yakinlah, bisik istrinya.
Telah kukuburkan air mataku bersama rintihanmu. Cintaku tak berubah. Karna kemarin dan hari ini hanyalah waktu untuk memurnikan cinta kita.
Jakarta, 0709020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H