Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Menggugat Chairil Anwar: untuk Dia yang Senang Berdandan

16 April 2020   09:02 Diperbarui: 16 April 2020   11:35 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sampai waktuku

Kumau tak seorang kan merayu.

Aku bilang:

"Sebelum waktuku,

       Kumau semua mata memandangku.

             Segenap mulut menyanjungku,

                 Segenap bibir memujiku."

Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu.

Aku bilang:

"Kemarilah ibu-ibu muda,

      gadis-gadis polos

         artis-artis cantik

         Senangkan aku.

           Bernyanyilah untukku,

               Hilangkan kejenuhanku

                   Karna hartaku melimpah"

Aku ini binatang jalang

dari kumpulan yang terbuang.

Aku bilang:

"Aku ini orang pilihan

           Orang berkelas

               dari kelas orang-orang sukes."

 Biar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjang.

Aku bilang:

"Biar meriam sekalipun akan kujinakkan.

        Kan kumuntahkan dengan uang,

             dengan rumah dan mobil mewah."

Luka dan bisa kubawa berlari

Hingga hilang pedih perih.

Aku bilang:

"Senjata nuklir sekalipun

      Aku takkan lari,

         Kan kusilaukan dengan aromaku

               hingga meleleh

                    di saku celanaku"

Dan aku akan lebih tidak peduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Aku bilang:

"Dan aku akan terus peduli 

         menjaga kerajaan kecilku

           mengabadikan kejayaanku

                hingga ajal menjemputku."

(Bekasi, 20-08-2008)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun