Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengembara

5 April 2020   10:33 Diperbarui: 5 April 2020   10:38 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

MENGEMBARA

Pengembaraan sudah kumulai
Tapi, Kau bilang belum cukup
Belum mampu membakar alam raya
Aku terjerat jaring-Mu
Disekap dalam semarak
cahaya sutra-Mu.

Ketika sampai waktuku
Aku Kaulepas
bagai amuba
pesawat tempur
panah api
memancarkan kilat.

Dengan lazer Illahi
Kujelajahi
kutelusuri setiap sudut hati
rongga-rongga dada
pikiran
daging
dan kepingan darah:
               yang merintih
           meronta
      terbelenggu
dan terpanggang menganga.

Ternyata,
dalam segala
Engkau telah hadir
Menanti dengan senyum
seorang kekasih
menyambut cahayaku
adalah cahaya-Mu:
yang menyelamatkan
yang membebaskan.
(Bekasi, Oktober 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun