MISTERI Â BAJU
Corakmu meragam mata
Warna-warni menembus batas rasa
Menggoreskan kesan
Menebar harap.
Engkau begitu mulia, katanya!
Membebaskan badan dari panas dan dingin
Menutupi aurat agar terlihat sopan.
Adamu hanyalah sebatas rasa
Adamu hanyalah sebatas waktu.
Pagi dipakai
Sore ditanggalkan
Dicampakkan ke dalam kerangjang.
Menimbang jagatku
Wabah gengsi merasuk
Aromamu telah memikat
Membuyarkan hakikat pekerti
Yang mestinya tertanam tancap di dasar hati setiap insan.
Bahwa agama adalah baju
sebatas rasa dan waktu.
Tidak seperti badan.
Ia satu:
Tidak berubah oleh rasa dan waktu.
Ia adalah iman
Asal segala ada.
Â
Tapi, lihatlah!
Seperti wabah engkau menyelinap
Menyusur kehidupan.
Begitu gampangnya engkau berpindah
Lalu melekat goyah
tersiram aroma: politik, karier, jabatan, dan nama.
Kami telah tergoda
Terbelenggu oleh rasa.
Kehilangan jati diri
Bahwa Tuhan kami Esa.
Ia hadir dalam keragaman.
Dalam keragaman itulah kami mestinya bertekun
Dalam suka dan duka
Menanggalkan sikap saling menghakimi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H