Mohon tunggu...
Paulus Tukan
Paulus Tukan Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Pemerhati Pendidikan

Mengajar di SMA dan SMK Fransiskus 1 Jakarta Timur; Penulis buku pelajaran Bahasa Indonesia "Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMA", Yudhistira.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kesederhanaan

2 April 2020   16:34 Diperbarui: 2 April 2020   16:43 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesederhanaan

Anakku,

Tanpa busana

Engkau hadir.

Tangismu memecah kelam

Memasuki dunia fana:

dunia senyum dan air mata.

Kesederhanaan itu

Mestinya kaudekap,

menjadi milikmu, sehingga menyelimuti:

kata-kata

nalar, dan

lakumu,

mengiringi perjalanan nafasmu.

Anakku,

Kesederhanaanmu

bukannya tanpa uji.

Hamparan warna di jalan

menggiurkan rasa,

menyilaukan mata,

membangunkan nadi mudamu.

Tapi, yakinlah!

Bertumpu pada asal,

Beradu pada mulamu,

Dalam pancaran hati nan kasih

Dan ketika sampai waktumu,

Kau kan kembali ke pangkuan muasal:

Dalam kesederhanaan pula,

Hanya sehelai kafan.

Apalah artinya kemilau itu?

                 (Metland, 30/05/2017)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun