Mohon tunggu...
Paul Barkshire
Paul Barkshire Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Retorika, Agitasi, dan Propaganda

27 Mei 2017   00:26 Diperbarui: 27 Mei 2017   00:32 2363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dunia politik, orang yang bisa beripidato dengan waktu panjang dan memiliki image  atau reputasi baik, tegas dan pintar merupakan hal paling penting atau bahkan hal utama untuk mendapatkan mata atau suara public. Orator seperti Soekarno memiliki kepandaian  berpidato dengna waktu yang panjang dengan baik, hal tersebut sampai sekarang juga masih terjadi karena politis- politis jaman sekarang sering dinilai melalui pidatonya, pendapatnya dan sebagainya, jika seorang ketua tidak memiliki retorika yang baik maka akan susah untuk dia untuk membawa public atau mengubah pandangan publik menjadi apa yang dia inginkan. Saat seorang politis berpidato, semua orang pasti mengarahkan perhatiannya ke politis tersebut, ditambah pada zaman sekarang, politis yang berpidato tersebut akan disiarkan di tv, radio, internet, stream dan lainnya, jadi banyak sekali yang menonton dan menyimak. Hal tersebut membuat berpidato menjadi lebih susah karena luasnya penyebaran maka berusaha untuk tidak menyinggung dan menjaga agar pidato berjalan dengan baik dan yang isampaikan benar pula. Maka retorika merupakan hal penting bagi para politis untuk memberika nsuaranya kepada publik, jika aspek retorika dikuasai maka orang tersebut bisa dibilang seorang orator yang mahir, dalam arti lain dia bisa berpidato dengan jangka waktu lama (sekitar 20 menit lebih) dan benar, serta apa yang ingin disampaikan tersampaikan.

Pidato di depan publik memang penting tetapi seorang politis juga perlu melakukan suatu agitasi. Secara sederhananya retorika lebih menuju kepada masyarakat atau kelompok besar seperti seluruh keluarga Jakarta, melainkan agitasi lebih spesifik kepada kelompok kecil, contoh semua rakyat Jakarta yang sudah 17 tahun keatas atau beragama tertentu atau mungkin daerah tertentu. Agitasi membuat seorang politis fokus pada satu kelompok kecil agar opini kelompok tersebut cepat terbentuk dan mendapatka nsuara kelompok tersebut secepatnya. Bisa dibilang agitasi lebih memfokuskan agar kelompok kecil mendukung politis tersebut agar mereka bisa membatu menyebarkan suara atau nama politis ini dengan tujuan agar dapat tersebar luas dan bisa merembet ke kelompk lain. Contoh hal ini adalah semisalkan seorang politis datang ke gereja untuk berpidato sebentar lalu membagikan beras dan asupan- asupan lain, maka gereja tersebut akan membentuk opini bahwa politis ii peduli rakyat, lalu dengan opini tersebut ternbetuk maka bisa merembet ke gereja atau paroki lain lalu para warga bisa memberi tahu warga lain dan menyebar pula.dengan tindakan agitasi maka seorang politis tersebut atau tim-nya harus terjun ke bawah untuk membangun nama sendiri ke kelompok- kelompok kecil tersebut, dengan demikian nama akan terbentuk. Proses agitasi terkadang lama dikarenakan harus mencari kelompoknya lalu harus terjun dan banyak hal lain, tetapi salah satu cara efektif untuk membangun opini.

Pidato di depan publik lalu terjun ke kelompok- kelompok kecil memang penting tetapi ada halangan lain yang biasanya menyangkal atau dapat membuat pesan yang disampaikan berbeda dari telinga ke telinga, yaitu informasi yang disampaikan. Jikalau informasi yang ktia sampaikan rumit atau terbelit- belit maka yang akan menangkap infor tersebut juga akan susah menangkapnya dan menyampaikan ke telinga lain. Kita manusia mempunyai kebiasaan malas dan suka sekali dimanjai, maka dari itu kita lebih mudah menghafalkan atau mendengar hal- hal yang simpel dan sederhana. Disinilah propaganda muncul, propaganda mengupayakan untuk membangun sebuah paradigma nilai valaue tertentu dengan cara menguak hal hal yg sederhana mudah dipahami oleh masyarakat. Dengan adanya propaganda maka, hal- hal yang sulit dihafal atau diingat menjadi mudah diingat. Seperti jika seseorang berpidato atau menyampaikan visi misi mereka ke masyarakat, kemungkinan kecil mereka akan hafal keseluruhannya dan akan melihat ke media sosial atau media lain untuk mencari tahu atau mengingat kembali hal tersebut, dengan adanya propaganda yang memperpendek dan membuat hal tersebut lebih singkat dan mudah diingat maka tentu masyarakat juga akan lebih mengerti serta mudah mengingat hal tersebut. Contoh mudah seperti oke oce oleh Pak Anies, jargon oke oce tersebut mudah sekali diingat dan jika ada orang yang ngomong oke oce kita dengna cepat langsung berfikir pak Anies. Itulah guna dari propaganda, untuk membuat kita mudah mengingat apa yang disampaikan dengan simpel dan mudah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun