Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Yusril Berharap dengan Boy, Sang Pemenang Menggandeng Juru Kunci Pemilu

8 April 2016   15:36 Diperbarui: 8 April 2016   19:49 3602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra. (Kompas.com)"][/caption]PDI-P membuka pendaftaran cagub 2017. Salah satu kandidat yang sudah bergerilya sekian lama adalah Yusril IM. Hampir semua partai telah Pak Yusril sambangi. PDI-P pun dianggapnya kendaraan yang pantas. Lamaran telah diambil. Gerindra sempat menunda pengembalian lamaran dengan waktu yang belum ditentukan. Menarik ialah sosok Pak Yusril, yang sangat fenomenal, tenar, dan kenyang akan pengalaman, namun hingga detik ini belum ada parpol yang menyatakan ya, kami bawa Pak Yusril untuk jadi calon kami, ini ada apa? Memang rendah kemungkina n jadi meskipun telah melahirkan banyak serangan ke jawara bertahan.

Mengapa Gerindra? Yusril tahu dengan pasti bahwa Geridra mencari pesaing dari Ahok si anak durhaka. Calon-calon yang digadang-gadang masih sangat jauh, terbaru salah satu kandidat malah masuk perangkap KPK.  Pak Yusril tentu bisa memanfaatkan momentum ini, apalagi kandidat kuat lainnya masuk daftar Panama Papers ini soal pelik baru juga. Agak susah juga mengandalkan partai ini.

PDI-P. Partai paling realistis bagi Pak Yusril tanpa meremehkan parpol lain. Demokrat sangat berat, Golkar pecah, P3 punya calon sangat kuat, PKS gak jelas, PDIP, jelas paling mapan untuk mengusungnya, ini dari sisi Pak Yusril. Bagaimana sisi PDI-P?

Pertama, apa tidak akan ditertawakan dunia, bagaimana pengalaman Golkar kemarin kala Ical bingung cari kendaraan dan akhirnya mengusung kandidat dari parpol lebih kecil. Apalagi kali ini jawara mengusung juru kunci, dan kadernya sendiri malah wakil.

Kedua, PDI-P sangat rugi dengan mengesampingkan kader-kader sendiri yang jauh lebih menjual seperti Pak Djarot. Jauh lebih bijak dan membanggakan dengan mengusung kader sendiri yang telah punya reputasi. Soal Boy yang berkali-kali menyatakan mau mundur sebagai keinginan untuk minta dicalonkan, namun dilupakan PDI-P tentu DPP telah punya catatan, sangat merugikan bagi PDI-P.

Ketiga, memang Pak Yusril mumpuni, namun elitisnya menjaga jarak PDI-P yang selama ini berjargon partainya wong cilik. Malah menambah luka pendukung dengan mengusung orang luar, simbol elitis, dan sering membela kepentingan “musuh” wong cilik.

Keempat,  adik Pak Yusril baru saja berulah. Ini titik nadir paling parah bagi kampanye Pak Yusril, meskipun tidak ada tindakan apapun, namun sangat mudah diolah menjadi sentimen negatif yang luar biasa efektif dekat pilkada, tentu merugikan bagi PDI-P

Kelima, PBB apakah bisa senada dengan ideologi PDI-P. PDI-P bisa menjadi contoh partai yang mengedepankan ideologi daripada kekuasaan.  Pengalaman 10 tahun di luar pemerintahan tentu bisa menjadi pembelajaran positif soal politik. Ada saat menang ada saat kalah dan itu bisa sama-sama bermartabat.

Keenam, jika kali ini Yusril dibawa, dan nantinya saat pilpres akankah mau juga mengusungnya menjadi RI-1, ketika ia telah menyatakan memang DKI-1 ini batu loncatan untuk menuju RI-1.

Ketujuh, pernyataan-pernyataan dari elit PDI-P jakarta selama ini telah kontraproduksi demikian juga perkataan Pak Yusril tentu bukan tanda baik untuk maju pilkada, waktu sangat sempit untuk mengubahnya.

PDI-P tidak kekurangan kader terbaik, juga orang-orang luar yang jauh lebih menjanjikan, tidak bertolak belakang dalam ideologi tentu juga lebih membantu. Jangan lupa sepak terjang PDI- P yang sering berseberangan dengan pemerintah, membuat suara mereka juga banyak turun. Jika salah di Jakarta, bisa pula berpengaruh siginifikan untuk pemilu ke depan.  Jadi hati-hati PDI-P untuk Jakarta ini, bukan hanya soal kursi DKI-1 saja, namun juga suara pleg mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun