Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Presiden Netizen Kopdar, Dagelan Ala Pak Beye

15 Februari 2016   17:31 Diperbarui: 15 Februari 2016   18:31 1629
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pak Beye ini presiden  paling gaul, sudah usai dua masa bakti, namun masih saja serasa presiden. Baiklah diberi nama saja presiden netizen. beberapa hal yang bisa kita pelajari dari sikap beliau selama ini.

Selalu mengedepankan politik santun, berbekal tutur kata yang halus, terukur, senyumpun dulu mungkin latihan pakai mistar, jangan kurang sehingga dikatakan judes, atau terlalu lebar nanti dinilai urakan. Semua tertata dengan baik. Tidak heran mau menegur anak buahnya yang malingpun tidak tega, saking santunnya. Berapa saja menteri aktfinya, anak emasnya, tangan kanannya, ataupun anak tidak diinginkan juga masuk bui, gegara saking santunnya Pak Beye kalau menegur. Ditegur malah seperti menyuruh.

Seribu kawan kurang, satu musuh berlebihan. Salah satu ungkapan yang diulang-ulang, mengalahkan pilihan negara yang berpedoman politik bebas aktifnya. Pilihan beliau ini membuat negara lain berbuat seenaknya, Malaysia mengklaim budaya, pulau, dan banyak lagi dengan seenaknya. Demi satu sahabat, demi bangsa serumpun. Belum lagi TKI yang menderita dengan adanya hukuman yang semena-mena belum lagi menjadi korban penyiksaan dan sebagainya. Demi negara sahabat, rakyat sabar ya.

·         Demi citra yang baik, berbudi luhur, tidak tega menghukum mati. Berapa saja orang yang terkatung-katung keadaannya. Negara harus memberi mereka makan sekian lama. Jika memang mau menjadi presiden baik, bebaskan mereka semua dengan hukum lain, seumur hidup misalnya. Ada kejelasan.

Kursi presiden harus aman, apapun dilakukan, termasuk dikadali PKS dan Golkar, pun tidak masalah. Demi teman-teman di setgab, presiden memilih untuk diam, biarkan saja mereka jungkir balik yang penting kursi aman. Rakyat diam kog, kan semua terkendali.

Presiden paling baik hati, sehingga mafiapun dibiarkan hidup dengan baik. Sama sekali tidak ada tindakan apapun untuk menanggulanginya. Tidak mungkin kalau mafia beras, garam, juga minyak itu usai beliau berkuasa baru ada. Tentu sudah lama, karena baik hati, ya biar saja hidup berdampingan dengan baik. Menjaga perasaan sahabat.

Baik hati sehingga membiarkan saja minyak dari luar yang masuk dan tidak perlu membuat sumur baru, semua dibiarkan apa adanya. Soal rakyat merasa berat gampang diberi BLT dan  semua tenang dan kembali normal.

Lihay main dua kaki, dan melarikan diri. Berkali-kali memainkan politik dua kaki, kanan kursi kiri panggung, dan sering juga terjungkal ketika tidak sesuai skenario.

Pak Beye Panjenengan itu negarawan, presiden keenam, doktor, tentu jauh lebih cermat, pinter, dan bijak dalam bersikap. Tentu lebih elegan, bijak, dan bijaksana kalau menyampaikan langsung ke presiden ketujuh, tidak perlu lewat you tube, twitter, malah kopdar segala. Itu biasanya untuk abg galau, lho Bapak, apa mau dikatakan presiden galau tentu tidak bukan? Komunikasi tingkat tinggi sangat dimungkinkan dengan berbagai jalur, telepon, datang langsung justru memperlihatkan kebesaran jiwa, Bapak Habibi sangat hebat dalam hal itu, tanpa gembar gembor sebagai negarawan, beliau melakukannya.

Kalah dan menang, suksesi itu lumrah dalam demokrasi yang paling Bapak agung-agungkan, namun dengan sikap selama ini jauh dari apa yang Bapak sampaikan. Lebih banyak ngriwuki daripada membantu dengan solusi. Kritik itu bagus dan wajib namun bukan hanya omongan seperti abg galau yang belum bisa membedakan mana yang bener dan pener. Bener belum tentu pener.

Ada parpol yang telah Bapak kuasai dengan sangat baik, selama ini belum ada lho Pak Demokrat memberi kontribusi bagus untuk rakyat, selain gamang, main dua kaki, dan model demikian, coba Bapak kelola untuk bangsa ini, dan nanti tiga tahun lebih sedikit tentu akan kembali ditengok. Prestasi bukan hanya ide dan wacana, namun tindak nyata.

Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun