Pesta Kelulusan Fenomena Gunung Es Pendidikan Kita
Tawaran pesta pos UN dengan pesta bikini bukan masalah luar besar besar sebenarnya. Hanyalah sebagian kecil dari carut marutnya pendidikan sekian lama yang kalah glamour dengan pemberitaan peristiwa demikian.
Penyelesaian tanpa penyelesaian
Seolah diselesaikan, padahal tidak sama sekali, atau berlebihan. UN itu urusan sekolah, masalah ketidakjujuran bukan persoalan polisi, namun polisi masuk ke ranah ini. Sama sekali bukan penyelesaian namun menutup persoalan dengan jalan pintas. Anak menjadi tegang, timbul tawuran, pesta-pesta. Ada persoalan begini baru semua merasa bak kebakaran jenggot, semua merasa melindungi siswa, ke mana selama ini anak-anak kita diawasi dengan CCTV, polisi, dan dijaga oleh dosen, seolah anak-anak muda generasi bangsa itu maling yang tidak bisa dipercaya.
Pendidikan menegangkan, dan menakutkan
Pendidikan harusnya menyenangkan, menggembirakan, antusias untuk datang ke sekolah. Adakah itu di wajah siswa-siswi kita? Karena tegang, takut, khawatir dengan beban yang berlebihan, bentakan, hukuman, dan proses pendidikan yang tidak menyenangkan lainnya. Beban nilai tinggi tanpa adanya perubahan cara belajar mengajar, tuntutan dari orang tua, guru, sekolah, negara juga. Saluran yang wajar karena tidak bisa di sekolah, kenakalan demi kenakalan yang lahir.
Mana yang penting dan mana yang mendesak
Membedakan mana yang penting dan mendesak sering tidak hadir dalam pendidikan. Baik secara materi ataupun keteladanan. Tidak heran mereka main, pesta, dan bersenang-senang itu lebih menggoda, karena memang tidak ada sarana untuk itu. Sekolah penuh dengan berbagai hal, masih diminta les ini-itu, belum lagi tuntutan yang sering berlebihan. Pendidikan yang utama bukan les dan ekstra kurikuer yang penting
Kenakalan dan ketidakmampuan mendampingi
Kenakalan remaja sebenarnya adalah bentuk mencari identitas, bukan bibit kriminal. Pendampingan bukan penghukuman perlu dikedepankan. Tegas dan keras sesekali boleh. Sering orang luar yang tidak tahu apa-apa namun merasa paling hebat dan tahu banyak menggurui guru dalam mendampingi siswa. Siswa sering merasa banyak perlindungan, maka manja dan sulit diatur. Tegas berhadapan dengan polisi dan komnas HAM. Ini nyata dan makin banyak.
Sekolah untuk ijazah bukan hidup
Orientasi adalah UN dan ijazah. Tidak heran akan menjadi euforia kelulusan. Kelulusan adalah awal kehidupan itu, bisa untuk kuliah atau bekerja. Hidup baru dimulai, namun dalam proses pendidikan hal tersebut sama sekali tidak tersentuh. Semua diarahkan kelulusan bukan proses belajar hidupnya.
Masa depan suram, selesai mau apa?
Setelah lulus mau apa? Kerja yang keren dan menjanjikan perlu uang, itu dibaca anak. Dan situasi pesimis ini makin kuat. Siapa yang berpesta? Anak-anak kurang beruntung. bisa karena biasanya tidak memiliki prestasi menonjol, dengan pesta mereka merasa telah sama dengan yang lainnya, sama lulusnya. Siswa yang tidak peduli dengan hidupnya, karena kaya dan tidak ada usaha apapun toh maish hidup. Baik masa depan suram atau gilang gemilang karena kekayaan sama saja menghasilkan pribadi lemah seperti ini.
Pesta bikini, hanya perubahan bentuk saja. Dulu tanda tangan di baju, kenang-kenangan yang wajar sekali karena pendidikan masih menyenangkan, maka perlu adanya kenangan yang bisa disimpan. Berganti cat semprot, ini sudah mulai frustasi, karena meluapkan kegembiraan tidak tahu untuk apa “kegembiraan” itu, juga karena apa. berkembang keliling kota dengan motor dengan berbagai keliarannya. Kali ini pihak luar yang melihat peluang itu menggunakan kesempatan dengan mengadakan pesta.
Kenangan indah yang ada di sekolah sama sekali tidak ada, pihak yang melihat peluang ini memoles demi keuntungan ekonomis tanpa peduli akibat dan kerugian yang ditimbulkannya. Dan pesta bikini ini, sama sekali bukan urusannya dunia pendidikan, namun urusan bangsa secara menyeluruh, pendidikan sering ditunggangi politik, ekonomi, dan banyak hal yang sama sekali tidak berkaitan dengan pendidikan.
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H