Pilkada masih lama, namun panasnya suhu politik telah menguat apalagi di Kompasiana. Pro dan kontra saling silang mengedepankan kebenaran dan pembelaan masing-masing. Menarik adalah banyaknya calon yang telah mengeluarkan pernyataan, meskipun belum tentu akan menjadi calon dengan berbagai alasan dan pertimbangan. Menarik disimak adalah beberapa kandidat itu baik yang menyatakan pribadi ataupun parpol yang menyatakan. Baik wakil ataupun gubernur. Bukan soal kuat atau hanya penggembira, namun fenomena menarik karena berbagai kalangan, dari politikus, artis, penyanyi, pengacara, hingga bekas menteri berlomba demi DKI-1.
·        Adiyaksa Dault
Sejak awal beliau telah beredar sebagai salah satu orang kuat yang akan menghadang laju Pak Ahok. Beliau menyatakan Pak Ahok baik, sayang ada sesuatu yang secara prinsip tidak pas buat beliau. Titik lemah pertama telah dieksplorasi Pak Ahok dan tentu beliau lemah karena menyangkut isu sensitif, diperparah beliau kena permainan pantun Pak Ahok yang provokatif. Kuat, tenar, cerdas, namun keterpilihan kurang. Beliau belum ada tawaran baru di DKI.
·        Yusril IM
Orang cerdas, kuat, malang melintang sebagai politikus, ahli tata negara, menteri tiga kabinet dan presiden, mengalahkan negara dalam beberapa kasus hukum. Sayang belum menjanjikan ketenarannya itu berbanding lurus dengan suara pemilih. Partainya saja lemah dalam mesin politik, apalagi diperparah dengan argumennya bahwa DKI hanya batu loncatan untuk ke RI-1. Sama dengan Pak Dault yang belum menyatakan hal yang baru bagi DKI, selain agenda pribadi yang menggunakan DKI-1 sebagai sarana untuk RI-1.
·        Sandiaga Uno
Tenar di kalangan pengusaha dan menengah atas, soal unag tidak perlu diragunakan. Namun rekma jejak di politik dan birokrasi nol besar. Bisa kejadian seperti di Palu yang membuat heboh dan kemarahan. Manajemen bagus, sebagai seorang pengusaha muda tentu mengelola pegawai dan manajemen kota bisa diandalkan. Persoalan adalah partai pengusung lebih banyak barisan sakit hati dan sekali lagi belum memberikan bayangan DKI seperti apa ke depan, visi dan program nyata, bukan di atas kertas.
·        Ridwal Kamil
Sangat populer, telah ditunjukkan di Bandung dan sukses luar biasa. Birokrasi dan manajemen tidak usah diragukan. Soal pemilih dapat dikatakan akan langsung setuju. Sayang ketika perang bintang harus terjadi, kemudian kalah atau menang semua susah buat beliau ke depannya. Jika menang dan menghadapi preman Jakarta yang tidak ada habis-habisnya itu bisa membuat beliau moncer namun juga ngadat. Bisa berbahaya. Demikian juga jika kalah, sayang reputasi kerennya harus ternodai oleh kepentingan lain yang sangat ambisius namun yang tercoreng adalah pribadi Pak Kamil. Kandidat kuat namun biarkan di tempat asalnya.
·        Tri Rismaharini
Sosok fenomenal perempuan yang sukses di Surabaya. Tenar, semua orang tahu dengan baik, pemilih juga tidak akan ragu, parpol juga menjanjikan. Identik dengan Pak Kamil, biar saja di Surabaya untuk membenahinya. Bayaha pula Bu Risma kembali gak tahan sebagaimana ketika di Surabaya yang mengatakan mau mundur kala itu. Jakarta lebih keras, liar, beragam lagi. Bukan soal daerah namun juga pusat kekuasaan bisa main di DKI. Penantang ebat, namun biar saja di tempat asalnya.