Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemerintahan  Bajaj dan Pemerintahan Mercy

18 September 2015   07:15 Diperbarui: 18 September 2015   07:44 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bajaj atau bemo tentu sudah jarang dilihat tidak sebagaimana sekian tahun lalu. Meskipun demikian, masih bisa diingat bagaimana kinerja moda yang satu ini, berisik, kepulan asap yang tebal dan hitam, bangku yang tidak nyaman, tanpa kaca atau penutup jendela, rem yang bisa membenturkan kepala penumpangnya. Berbelok seenak pengemudinya, dan ketidakenakan lainnya. Enaknya bahwa kendaraan ini bisa lancar karena bentuknya yang kecil dan ringan sehingga bisa masuk di sela-sela kendaraan lain. Ringan dan murah meriah bisa sampai ke pelosok-pelosok, maka menjadi pilihan banyak orang.

Mercy tentu berbagai type, tergantung ketebalan kantung masing-masing. Semua type memberikan jaminan kemewahan dan kualitas yang  membuat pemilik, pengemudi, atau penumpangnya bisa membusungkan dada ketika ada yang memandang dengan kagum dan iri. Dinginnya ac membuat makin nyaman penunggangnya di atas kulit sapi muda lagi, empuk dan lembut, suara musik dan nyanyian dengan kualitas tinggi. Suara mesin yang hampir tidak ada, peredam berbagai hal sehingga orang seperti duduk di sofa rumah dan sudah ada di tujuan. Kaca yang bisa anti peluru menambah kualitas hidup yang elit.

Pemerintahan Indonesia

Sepuluh tahun  pimpinan presiden ke enam, Pak Beye bangsa ini ada di dalam mercy yang adem, tidak ada masalah. Persoalan yang akan timbul diredam dengan jalan kompromi yang sangat menyejukkan. Kesejukan yang tidak menimbulkan kegaduhan, harga mahal tidak sampai seminggu sudah turun, ambil dari negara tetangga. Nyanyian beliau, karangan dan nyanyikan sendiri menambah angin surga dan sejuknya keadaan. Stabil tanpa ada goncangan, karena memang sejak awal sudah memilih peredam yang beraneka ragam. Koalisi besar sehingga rem, suspensi yang berlapis untuk menjamin tidak akan ada goncangan dan antukan kalau sedang ada di jalan. Jendela rapat anti peluru yang menjamin keadaan pemerintah tidak bisa diteropong dari manapun.

Risiko yang ada ialah, bahwa jendela gelap demi kenyamanan itu sulit ditembus oleh pengendara lain, ada apa, sedang apa mereka di dalam dan stabilitas kendaraan membuat mereka nyaman dan terlena, apalagi angin yang terkontrol, nyanyian merdu dan menghibur, tidak terganggu bisingngnya mesin dan kendaraan lain, macet pun bisa diatasi dengan berbagai cara.

Setahun ini, bajaj yang dikendarai, kebisingan demi kebisingan, dari mesin si bajaj, belum lagi pengojek yang meraung-raung karena kepanasan, belum lagi raungan ferari yang mulai tersisih karena ketahuan ada berbagai masalah. Jendela tanpa penutup itu mempertontonkan  apa yang ada di dalam sana, semua bisa berteriak dan meneriaki penumpang dan pengemudinya. Jalanan berlobang jelas terasa karena memang bajaj. Jalan rata saja sulit bagi mereka untuk nyaman.  Hiburan yang didendangkan pun sember dan kadang bisa menjadi sumbang karena memang loud speaker-nya banyak yang usang dan tidak bagus.

Keduanya akan menghantar sampai tujuan. Mengendarai mercy atau ferari atau bajaj sama juga sampainya. Persoalan bukan masalah sampai namun bagaimana sampai di sana. Coba bayangkan saja kalau nina bobo di dalam mercy itu karena hutang, setiap saat harus mengangsur. Bajaj untuk sarana sementara sebelum mampu membeli yang lebih layak, prihatin sejenak untuk memperbaiki keadaan dan baru melaju kencang dengan kijang tua namun milik sendiri dan meningkat ke kendaraan mewah dengan infrastruktur yang bagus, milik sendiri, dan budaya serta adab yang telah mampu.

Bagaimana sekitar kita ini, naik motor mewah, mobil mewah, namun masih saja membeli bbm subsidi, meminta prioritas di jalan, melanggar lalu lintas dengan seenaknya, dan orang lain yang menggendarai lebih jelek wajib menyingkir. Hal ini menunjukkan penghormatan akan materi yang masih memberikan tanpa kurang beradab.

Jalan menunjukkan kualitas suatu bangsa. Penghormatan akan kemanusiaan atau materi jelas terpampang di sana. Ini perlu pembenahan sehingga mau memilih mercy itu penuh kesadaran dan memang mampu atau memilih bajaj ya tetap saja pede tidak perlu malu ketika bersisian dengan mobil mewah.

Kesabaran perlu dipupuk ketika memang baru mampu membeli bajaj. Penting agar tidak tergesa-gesa menjangkau yang belum mampu terbeli. Budaya instant dan hutang membuat masalah berkepanjangan. Mercy dibeli dengan kemampuan finansial sehingga tidak ngemplang pajak, menghormati pengendara lain, membeli bbm sesuai peruntukkannya, karena bisa melaju kencang, biarkan yang lambat lebih dulu, toh nanti akan terlampaui juga.

Pilihan ada di diri kita masing-masing, berisik atau milih adem. Berisik milik sendiri adem hutang, pasti banyak yang menjawab adem milik sendiri, itu suatu saat akan terjadi dan pasti mampu.

 

Salam Damai

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun