Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Parpol Blenger Keblinger

11 Februari 2016   17:46 Diperbarui: 11 Februari 2016   18:00 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gaya dan pola tingkah parpol makin ngawur dan keblinger. Kalau dulu alasannya seperti kuda lepas dari kandang, seusai direpresi bertahun masih bisa ditoleransi, jika saat ini sudah hampir dua dasa warsa masih saja seperti itu, ya memang karakter buruk dan busuk yang ada. Atau saking bebasnya sehingga maruk dan semau-maunya sendiri. Idenya liar bahkan maaf gila.

Semua telah sepakat bahwa sistem adalah presidensial, namun dewan minta ini itu, ada kejadian dan peristiwa panggil, undang, seret eksekutif. Mau mengelola uang, padahal mereka itu pengawas, mana ada pengawas memegang anggaran. Sepakbola, IP pertandingan memegang peluit yang jadinya seperti dewan ini.

Katanya presidensial, namun masih ada oposisi dan koalisi yang ujung-ujungnya hanya jegal menjegal semata. Kalau presiden dinilai tidak sesuai dengan pola mereka mengancam untuk di-impeachment, mosi tidak percaya, perlu belajar lagi kelihatannya.

Beberapa kejadian hangat yang pperlu dicermati:

Demokrat

Kadernya tidak mungkin bersalah, sehingga malingpun dibela dan disyukuri ketika hukumannya rendah. Sesuai dengan pemikiran mereka apa yang diputuskan hakim. Prestasi menjulang (meskipun sama sekali tidak demikian), bisa menafikan kejadian maling yang menyengsarakan masyarakat.

Ada koalisi penyeimbang, yang artinya kali ini ikut sana, esok ikut sini alias plin plan, sesuai kepentingan dan keuntungan yang diperoleh. Bapak ketum anak sekjen, dan belum pernah ada partai modern yang seperti ini.

PDI-P

Partai yang kenyang akan tekanan dan tersingkir serta kalah melulu di dalam perjuangannya ini ternyata memang tidak pantas menang. Bagaimana mereka mengusung presiden dan pemerintah namun paling lantang menentang apa yang diputuskan eksekutif. Kritis boleh, namun bukan asal berbeda dengan kadernya sendiri tentunya.

Kekerasan diselesaikan dengan musyawarah, lha memangnya mau divoting? Pilihan sangat buruk ketika kriminal diselesaikan dengan cara-cara lama. Perlu banyak belajar dan bersikap bijak sehingga slogan wong ciliknya bukan saat pemilu saja didengungkan.

Golkar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun