Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Obama Menampar Jokowi di Tiongkok

11 November 2014   16:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:05 3975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertemuan APEC membumbungkan harapan akan keadaan Indonesia, dengan tanggapan pengusaha dan pemimin dunia atas Jokowi sebagai representasi bangsa Indonesia. Tanggapan baik dan positif bukan semata milik Jokowi namun kepunyaan seluruh bangsa Indonesia. Meskipun pro kontra masih saja datang dan hadir menanggapi hal ini.

Penting dan menarik apa yang disampaikan Obama ketika bertemu dengan Jokowi, yaitu, Indonesia sebagai bangsa yang besar sebagai teladan akan toleransi dan pluralisme. Ironis sekali ketika diungkapkan oleh Presiden USA yang memiliki pengaruh ke seluruh dunia apa yang menjadi ucapannya tersebut. Padahal di Jakarta, sebagai gerbang, dan muka Indonesia sedang digelar demo yang justru menunjukkan kebalikan dari ucapan kebanggan tersebut. Federasi Penthung sedang memaksakan kehendaknya atas pihak lain, mengenai Ahok yang beragama Kristen.

Pluralisme dan toleransi

Memang bukan semata masa Jokowi soal pluralisme dan toleransi ini, karena paling tidak telah sepuluh tahun presiden sama sekali tidak peduli akan hal ini. Perselisihan demi perselisihan mengenai agama baik interagama atau antaragama sering terjadi. Kejadian demi kejadian timbul tenggelam dan hadir silih berganti tanpa penyelesaian yang jelas dan pasti.

Presiden terdahulu abai mengenai keadaan ini, yang penting aman sejahtera kedudukannya, bahkan menerima anugerah penghargaan internasional kerukunan beragama. Padahal sejatinya jauh dari kualitas itu.

Bagaimana berlarut-larutnya persoalan perizinan pendirian rumah ibadat tertentu, berbelitnya perizinan kalau itu berkaitan dengan yang sedikit dan kecil. Persoalan Ahmadiyah, Syiah, dan Federasi Penthung yang merajalela seolah-olah paling benar.

Pujian dan apresiasi

Apresiasi dan pujian yang baik dan tanda respek yang besar ditunjukkan oleh negara besar kepada mitra baiknya. Bukan ungkapan sederhana dan kecil maknanya, karena memang Indonesia sejatinya negara besar dan penuh dengan keberagaman namun hampir tidak ada konflik hingga timbul disintegrasi dan perpecahan yang berlarut-larut.

Tamparan

Suatu tamparan keras kalau itu disampai pada saat ini, di mana hiruk pikuk keadaan berkaitan dengan pluralisme dan toleransi sedang menjadi pekerjaan rumah besar untuk ditangani. Memang belum sampai kepada kerusuhan berkepanjangan dan disintegrasi, namun potensi yang ada perlu menjadi catatan penting, karena penyelesaian yang sering diambil dan dipilih adalah pokoknya tenang, menyenangkan pihak yang besar, dan seolah-olah selesai, padahal tidak. Hukum sering diabaikan demi menyenangkan pihak-pihak tertentu.

Salam Damai...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun