Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Nikmatnya Kebebasan

6 Mei 2015   12:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:19 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Artikel ini bukan hendak menertawakan orang yang sedang  menderita dan berbahagia di balik orang yang  sedang  mendapatkan kesesuhan. Namun satu hal yang pasti akibat perbuatan mereka banyak yang jauh lebih menderita dan sengsara, ada pula yang hingga akhir hayat belum sempat merasakan nikmatnya hidup.

1.Jero Wacik, meminta tolong Pak Beye, Pak Jokowi, dan Pak Jusuf Kalla

Kasihan orang setua itu harus meratap untuk meminta bantuan ke Pak Presiden ke enam dna tujuh, Pak Wapres yang pernah dia bantu saat menjadi menteri. Anehnya beliau tidak meminta bantuan Tuhan, agar membantunya juat menghadapi ini semua, kalau benar tentu akan bebas dan tidak da bukti yang memberatkannya.

2.Anas, menantang gantung di Monas, sok tenang dengan duduk/cangkruk bareng dengan wartawan.

Bebas itu tentu enak, mekanismenya dalam menaggapi statusnya, pertama dengan emosi tinggi minta digantu di Monas kalau terbukti. Ketika angin tidak berpihak kepadanya, dan malah memberatkannya, dia tenang dan cangkruk bersama wartawan di lantai gedung KPK. Suasana yang akan sangat sulit dan lama bisa dia nikmati lagi.

3.Akil, menampar wartawan dan minta potong jari.

Saat menjadi penegak hukum dia berkata akan potong jari kalau korupsi, janji atau sumpahnya termakan ketika KPK menangkapnya dalam peristiwa suap dengan penyuap dan uangnya. Diingatkan soal sumpahnya, jari yang hendak dipotong malah dipakai untuk menampar wartawan.

4.Nunun dan Nazar melarikan diri ke mana-mana

Uang yang mahakuasa memang masih berlaku. Wajah jelas-jelas sudah sangat failiar di media, namun sayang pihak imigrasi baik abndara atau pelabuhan ternyata tidak pernah sempat nonton televisi atau media lainnya, maka bisa melenggang bertahun dan ke mana-mana. Negara membayarinya berkeliling-keliling.

5.Gayus, lari dan mengelabui dengan wig dan banyak cara, termasuk suap

Belut yang satu ini memang luar biasa, wajah cengar-cengir seperti tidak berdosa dan menebar dollar dan rupiah ke mana-mana, sehingga bisa menikmati tenis di Bali, jalan-jalan dan makan di Singapur.

6.Sutan B,G, soal behel yang akan membuatnya mati

Pagar gigi yang jauh lebih penting bagi Pak Sutan yang katanya bisa membuatnya mati, mengapa tidak memagari hatinya agar tidak tergoda uang dan materi ketika menjadi pejabat. Kalau itu membuat mati benar, mati hati, mati jiwa, dan badan merana di rutan.

7.Surya Dharma Ali, tidak ada yang dirugikan

Menyatakan tidak ada yang dirgikan, dan negara dirugikan tidak bisa dalam perkiraan. Upaya untuk menghirup kebebasan yang sangat sia-sia, karena bukti-bukti mengarah ke perbuatan yang tidak semestinya.

Salah dan tidak memang bisa terjadi atau tidak. Sikap yang dipertontonkan justru membuat orang yang bersimpati hilang dan tidak lagi peduli. Semoga saja kisah-kisah di atas tidak lagi terjadi dan terulang di kemudian hari. Ungkapan maaf sama sekali tidak pernah terlontar dari mereka selain merasa benar dan membela diri agar bebas.

Salam Damai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun