Hari-hari ini sedang banyak tudingan ke Presiden yang tidak bisa bekerja, asal-asalan, dan banyak kebijakan yang kacau, mulai BBM yang naik-turun seperti ingus anak kecil, perpres, belum lagi cakapolri yang kacau-balau. Beban tidak ringan bagi pemerintah dan jajarannya tentunya.
Waktu yang terlalu singkat untuk menilai ini-itu, pasti akan banyak komentar bahwa artikel ini sebagai Jokowi banget dan sejenisnya. Sah-sah saja bagi yang menilai begitu, silakan saja, he..he...
Perlu diapresiasi keberanian Jokowi selaku presiden yang tidak atau belum pernah dilakukan oleh preiden lain:
·Keberanian memilih kabinet
Saat pengumuman kabinet ada yang aneh dan nyleneh dengan Ibu Susi dengan segala gayanya. Bahan untuk menjelek-jelekan, namun beberapa saat kemudian menjadi salah satu bahan pujian karena keberaniannya menenggelamkan kapal, meskipun lagi-lagi ada juga soal, kapal yang kecil lah dan sebagainya. Namun kapan keberanian sebesar ini dilakukan oleh menteri dan presiden, yang menjadikan negara lain segan? Sekian tahun laut kita untuk bancaan negara lain dan belum ada tindakan nyata. Apresiasi dan kritik sangat wajar.
·Hukuman mati
Australia, hingga PBB mengecam dan mengancam malah. Pertunjukan tetap berjalan. Rival pun mengucapkan salutnya. Sekian lama terombang-ambing dalam ketidakpastian, bahkan ada yang lebih dari sepuluh tahun dan akhirnya diselesaikan. Keberanian bersikap meskipun tidak populer, karena banyak tekanan dari dalam ataupun luar negeri.
·Naik turun harga BBM
Persoalan klasik yang coba dikelola dengan cara baru. Kembali gelombang protes dan hujatan datang silih berganti. Tapi tanpa solusi selain ujung-ujungnya adalah pengin gulingkan Presiden. Sabar sedikit menyikapi persoalan akan sangat membantu pemerintah sehingga bisa berjalan dengan baik. Kala naik pertama kali ribut, turun diam semua, apalagi pengusaha angkutan, naik lagi ribut lagi, pas turun diam saja termasuk tarifnya.
·Mencalonkan dan membatalkan Kapolri
Respons positif atas tanggapan masyarakat. Pilihan yang membuatnya dihajar kanan kiri bahkan oleh partai pendukungnya sendiri hingga para pendukung setianya dan menganggap pro koruptor segala. Bukan persoalan mudah seperti pengamat atau LSM katakan. Birokrasi, politik, sosial, dan banyak hal yang melingkupinya.
·Menarik perpres dan mengaku salah
Baru kali ini seorang presiden mengaku salah dan tidak membaca. Sepakat dengan banyak opini yang menyatakan fatal seorang presiden mengaku tidak membaca sebuah surat yang harus ditandatangani. Menarik adalah pengakuan jujur, yang belum pernah dilakukan oleh pejabat Indonesia dengan terus terang seperti ini. Bagaimana orang jelas-jelas salah saja masih berdalih dengan berbagai cara baik hukum atau opini. Cara baru presiden Jokowi menarik dan didahului pengakuan untuk menyatakan salah.
Negara ini sudah terlalu banyak persoalan, dulu tirani berkepanjangan, reformasi malah kebablasan, dan ketika ada keberanian menata, apa cukup dalam setahun? Sedangkan melangkah saja belum menemukan pijakan yang mantab apalagi melangkah dengan bergegas. Siapapun presidennya akan mengalami hal yang sama seperti Pak Jokowi, misalpun Pak Prabowo kemarin yang menang juga akan mengalami persoalan yang tidak akan lebih mudah.
Berilah kepercayaan, pemilu lima tahun, kritik, saran, wajar-wajar saja, tapi selalu usaha menjatuhkan sangat merugikan, hal ini juga dulu dialami Pak SBY. Kapan negara ini bisa membangun kalau saja digangggu dengan hal-hal yang belum terjadi?
Salam Damai....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI