Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Kaya Prestasi Miskin Apresiasi

26 September 2014   17:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:10 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berita dan peristiwa hangat bahkan panas. KPK tangkap basah gubernur Riau dan kawan-kawan yang sedang melakukan transaksi. Prestasi yang benar-benar hebat. Sayang hangatnya terkalahkan oleh panasnya kerja Aburizal, SBY, Mega, Hatta, Prabowo, SDA, Wiranto, dan Anis Matta. Sekian ratus orang yang katanya mewakili 240 juta manusia di Indonesia, kan ada di bawah segelintir orang-orang tersebut. Mana rakyat yang katanya diperjuangkan, rakyat bukan perlu itu, rakyat perlu kepastian di dalam segala bidang.

KPK mengapa mendapat dukungan luar biasa dari rakyat? Hanya KPK setelah MK terciderai oleh polah Akil Mochtar beberapa waktu yang lalu. Hanya KPK satu-satunya lembaga yang masih bisa memberikan jaminan dan rasa aman dan kepastian bagi masyarakat. Bau-bau tidak sedap sebagai mana selama ini dihembuskan semoga  hanyalah upaya untuk melemahkan, menghancurkan, dan melumpuhkan sepak terjang KPK.

Apresiasi positif jarang keluar dari pejabat dan mulut pemuka negara. Lebih banyak keinginan agar KPK lemah dibanding membangun dan memberi suport agar makin bertaji. KPK bukan lembaga selamanya memang karena lembaga yang dibentuk untuk kebutuhan khusus. Namun saat ini, lembaga itu masih harus ada dan didukung.

Nihil dukungan.

Apa yang telah dilakukan dengan berlelah-lelah, mengintai, menyadap, dan akhirnya menyergap, pas disidang nantinya dagelan dan tawar menawar serta pada akhirnya hukuman hanya basa-basi dan rendah, dan nanti masih dipotong berkali-kali. Beberapa dihukum berat bahkan sangat berat, namun toh itu oleh MA, dan masih lebih banyak yang ringan.

Saat dihukum, masih bisa bermewah-mewah, kamar ber-AC, masih bisa jalan-jalan, menghamili istri, rapat direksi, menyebarkan fitnah ataupun berita untuk mencari kawan, bahkan masih bisa berkolusi untuk mengatur remisi dan banyak lagi.

Dipersulit kerjanya. Undang-undang diacak-acak oleh pemangku kepentingan. Sadap menyadap yang berguna dan banyak membantu tengkap basah diobok-obok agar mendapatkan izin terlebih dahulu. Proteksi diri seperti DPR, pelemahan dengan meneror saat pemilihan, maka yang maju akhirnya yang kurang berbobot.

Segala cara digunakan untuk menghambat KPK, bahkan sampai dukun pun diajak turun tangan. Kalau cara halus ada berarti cara kasar, biadab, dan kekerasan tentu juga terjadi.

Pemilihan lewat DPR yang jelas-jelas bermasalah. Sistem bermasalah dipakai untuk menetapkan salah satu bagian sistem yang hendak digunakan memperbaiki dirinya. Maukah mereka? Tentu tidak.

Wacana pembubaran di tengah masih maraknya korupsi. Ini hanya oknum yang juga berbau korup ternyata. Namun kalau didiamkan saja, akan menjadi-jadi dan membesar.

Sikap merasa selalu benar ditunjukkan lembaga lain. Lihat kepolisian bahkan menyandera petugas KPK yang sedang mengumpulkan alat bukti. Menarik anggota yang secara undang-undang diperbantukan ke KPK, seperti polisi beberapa waktu yang lalu.

Berbagai tuduhan-tuduhan miring baik untuk pimpinan, petugas, ataupun staff yang lain. Hembusan tuduhan ini, kalau benar sungguh menyedihkan, anti korupsi malah korupsi dan usaha biadab oleh koruptor untuk mengerdilkan KPK. Kalau hanya fitnah dan tidak ada bukti lebih biadab lagi, karena kebenaran dimatikan dengan kejahatan dan keburukan.

Apresiasi bukan hanya pujian, gaji, bonus, atau penghargaan, namun sikap mendukung, memberikan informasi, tidak korupsi, jauh lebih bernilai.

Korupsi sudah masuk ke seluruh lini, sedang KPK seolah sendirian dan tidak ada dukungan dari siapapun. Sendiri di tengah arus lautan korupsi yang sudah TSM.

Salam Damai....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun