Saya bukan penganut paham konspirasi, apalagi penggiatnya. Namun mengamati fenomena ini atas perbincangan dengan salah satu rekan yang tertarik dengan tema ini. Illuminati dan fremason merupakan perbincangan dari abad ke abad yang belum pernah, sepanjang saya tahu, ada yang mengakui ataupun dengan tegas menolaknya. Pembahasan dan pemahaman lebih menyeluruh bisa meminta bantuan Mbah Google. Salah satu link di bawah yang membahas mengenai taret kelompok ini untuk “meniadakan” bangsa Indonesia dan Pakistan pada tahun 2025.
Mengenai peristilahan, kemudian kelompok-kelompok yang dikait-kaitkan masih sumir. Bagaimana satu blog atau webs mengaitkan kelompok ini dengan Vatikan, kelompok pembicaraan lain dengan Yahudi. Padahal sejarah dunia tentu tahu persis apa yang terjadi antara Vatikan dan Yahudi.
Simbol dan Lambang yang biasa di Iluminati
Simbol dan penggambaran Illuminati yang biasa dikenal adalah mata satu, segitiga berlian, kotak-kotak/petak-petak, dan banyak lagi. Simbol yang biasa digunakan oleh tokoh-tokoh dunia, artis, tayangan dan gurita media, permainan catur misalnya. Mengenai hal ini juga belum ada klaim yang mengakui kebenaran dan bahwa hal itu sangat salah atau mengada-ada belum pernah ada.
Keanggotaan Illuminati
Tokoh-tokoh dunia banyak dikaitkan dengan illmunati, baik birokrasi ataupun tokoh dari dunia hiburan, juga diklaim penemu-penemu besar dunia banyak yang bergabung dengan kelompok ini. Sekalilagi belum ada juga pengakuan atau penyangkalan pemberitaan dan pembicaraan mengenai hal ini.
Apakah kelompok ini ilusi atau nyata?
Kita bisa melihat dan menilai dari apa yang menjadi gejala umum dewasa ini. Kelompok yang oleh para “penyerangnya” dianggap akan menjadikan dunia dalam kekuasaan mereka dengan sistem kerja illuminati, hendak menjauhkan manusia dari segi spiritualitas rohani. Mari kita kaji dengan lebih cermat:
1.Keasyikan bermain, sebagai salah satu contoh adalah catur, yang diklaim sebagai ciptaan kaum Illuminati. Permainan yang mengasyikkan dan melenakan, hingga banyak yang lupa waktu dan kegiatan keagamaan.
2.Salah satu media penyedia tontonan anak menggunakan simbol yang identik dengan papan catur. Menggiring anak melupakan kegiatan yang bermanfaat dan hanya melihat televisi dan melupakan segala sesuatu.
3.Hiburan, yang hanya mengandalkan kelucuan, keglamouran, kepopuleran dengan menafikan ajaran moral, karakter, dan kebenaran hakiki.
Akibat dari hal tersebut:
1.Manusia asyik dengan dunianya sendiri dan melupakan segi sosial dan segi spiritual. Jiwa yang lemah mudah untuk menerima masukan apapun bentuknya.
2.Manusia yang hedonis, instan, dan materialisme. Segi sosial kemanusiaan sudah tidak ada maka manusia adalah serigala bagi yang lain. Sesama adalah pesaingi sehingga sikut kanan sikut kiri dianggap biasa
3.Manusia yang lemah adalah beban, maka dihilangkan dengan berbagai cara baik halus ataupun kasar adalah normal
Berkaitan dengan kepemimpinan nasional
Bangsa yang besar akan terjadi dengan sendirinya apabila negara itu dibangun di atas pondasi yang kuat, bangunan yang kokoh dengan pilar pimpinan nasional yang kokoh. Apa yang terjadi kini?
1.Korupsi merajalela, dan cenderung ada pembiaran. Apa akibatnya, pondasi bangunan bangsa kita runtuh. Kehidupan berbangsa kita lemah karena tergantung akan keberadaan asing. Apa yang terjadi di USA berimbas kepada kita, kita membangun dengan berhutang dan itu diikuti dengan syarat-syarat yang menjerat leher bangsa kita.
2.Karakter bangsa. Bagaimana bangsa ini tidak memiliki karakter, kebenaran semu menjadi raja dibanding kebenaran fundamental. Hukum bisa dibeli, kebenaran sesuai dengan kepentingan penguasa. Akibat karakter yang lemah membuat materialisme menguasai, siapa memiliki kapital, dia bisa memberikan warna apapun terhadap bangsa.
3.Agama menjadi simbol tanpa makna. Lihat jargon-jargon agama menjadi kiasan di luar kepala, namun hakikatnya sama sekali tidak tercermin dalam perilaku sehari-hari. Rumah ibadah penuh namun fisiknya, sedang tindakannya jauh dari sana.
4.Orang baik dianiaya, dimusuhi, dicari-cari kesalahannya. Prestasi positif ditenggelamkan dan pribadi busuk mendapat promosi luar biasa. Segala cara dipakai untuk mendukung keburukan dengan dalih macam-macam seolah-olah itu benar.
5.Budaya asing menjadi raja. Budaya yang tidak ada nilai, hanya sekedar saja, namun mampu menyihir, menghentak, dan menggeser budaya bernilai tinggi bangsa sendiri.
6.Pendidikan hanya sebatas kurikulum dan menafikan pendidikan hati nurani, menghafal dan lulus. Cara dan proses dilupakan, bahkan dihilangkan secara sistematis.
Sekali lagi saya bukan penggila teori konspirasi, namun melihat fenomena dan kejadian yang ada di Indonesia, apakah tidak mungkin agenda 2025 itu menjadi nyata?
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H