Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Haornas antara Seremoni dan Prestasi

9 September 2014   00:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:16 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari Olah Raga Nasional 2014 akan dilaksanakan di Solo. Sejarah olah raga nasional memang berdiri kokoh di kota Surakarta dengan pelaksanaan PON I pada saat usia balita Bangsa Indonesia. Sejarah panjang olah raga di Indonesia telah dirintis dan dijalani sebagai bagian intergral pembangunan bangsa.

Peringatan kali ini patut mendapat apresiasi baik, dengan melakukan renovasi stadion bersejarah Stadion Sriwedari. Pengembalian nama Sriwedari dari nama penggandi Maladi. Seremoni di tengah miskin prestasi olah raga nasional.

Bulutangkis yang sudah sampai puncak dunia, dengan masa Alan, Susi Susanti, Ardi Wiranata, Hermawan Susanto,  Edi-Gunawan, era di mana semua dirajai oleh atlet Indonesia. Juara 1,2,3, silih berganti dengan puncaknya emas olimpiade pertama Indonesia. Regenerasi berjalan dengan lumayan baik, bergeser ke sektor ganda dengan Ricky-Rexi, bergulir ke Sigit-Chandra, hingga Taufik. Generasi mereka telah lewat, dan sekarang ada di mana? Zaman keemasan Indonesia, level kebanggaan berita kemenangan adalah juara All Englan, Jepang, Korea, China Indonesia Terbuka, sekarang ini sekelas India, Vietnam, bahkan, Swiss Terbuka juara Sea Games sudah bangga luar biasa. Bukan meremehkan India, Vietnam, ataupun Seagames, namun level kita sudah jauh di awang-awang itu, mengapa harus turun hingga sekecil itu. Pembinaan dan regenerasi kita kalah dibandingkan Laos, Brunei,  dan India negara-negara yang kurang memiliki tradisi badminton seperti Indonesia. Teknologi saat ini sudah bisa mengalahkan perkembangan bakat alami.

Sepak bola yang selalu ingar bingar dengan siara langsung dan pertandingan persahabatan berharga mahal, namun untuk sekelas regional saja masih berupa harapan, perjuangan, dan cita-cita, apalagi berbicara tingkat dunia. Managemen dan pengelolaan yang berorientasi pada nama, seremoni, remeh temeh persoalan perebutan kekuasaan dan kepelatihan, menjauhkan prestasi yang memang tidak pernah dekat.

Tennis lapangan dulu pernah ada Angelic Wijaya, Yayuk Basuki yang sudah memiliki rangkin luar biasa, di bawah 100. Saat ini disalib oleh China dan India. Mereka inipun bakat alami dan berjuang sendiri, keterpihakan dari negara melalui induk organisasi sangat minim.

Mardi Lestari, yang mampu bersaingi di kisaran 10 detik lari paling bergengsi 100 meter putra, penerusnya? Jawara Sea Games di bidang atletik sangat membanggakan waktu itu. Regenerasi dan pelatihan perlu sinergi semua pemangku kepentingan.

Tae kwon do, pernah merajai pertandingan eksibisi olimpiade, ketika benar-benar di olimpiade amalh tidak ada yang bisa juara.

Angkat besi, ada harapan bagus, namun kepelatihan regenerasi dijalankan sendiri dan tidak ada perhatian sebesar sepakbola. Mengapa dana besar untuk liga yang tidak menghasilkan tidak dialihkan saja ke bidang yang jelas-jelas berprestasi.

Pencak silat dan sepak takraw, menjadi kebanggaan karena merupakan asli dan khas Indonesia (Melayu tepatnya), namun prestasi juga tidak jauh berbeda.

Semua hanya sejarah dan pembicaraan masa lalu. Seperti berbicara seremoni yang jauh lebih heboh dibandingkan prestasi.

Baru-baru ini, mantan juara dunia (meski sebentar) menjadi buruan polisi karena penganiayaan, matinya pemain bola karena tidak ada beaya berobat, tertunggaknya gaji pemain, dan persoalan-persoalan yang menghambat dan menodai hari olah raga tahun ini.

Keterpihakan secara politik, kehendak baik dari pemangku kepentingan belum ada. Hanya ketika hendak juara sampai berebut untuk nonton di tribun terbaik. Namun adakah perhatian ketika terpuruk, memotivasi dan memberikan kucuran dana, minimal mencarikan dana dan jalan keluar untuk mengatasi pelbagai persoalan sehingga tidak kembang kempis.

Profisiat Insan Olah Raga Indonesia. Jaya Indonesiaku!!

Salam Damai....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun