Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hal yang Tak Selayaknya Selama Bulan Ramadhan

5 Juni 2016   05:57 Diperbarui: 5 Juni 2016   07:47 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hal yang Tak Selayaknya Selama Bulan Ramadhan

Penuh penghargaan akan ibadah yang sebentar lagi akan dilaksanakan, beberapa hal ada yang terjadi, dan itu kadang tidak elok dan malah mengurangi makna puasa itu sendiri. Beberapa hal ini patut untuk dicermati;

  • Iklan yang dipaksakan dengan nuansa Ramadhan dan Lebaran. Contoh, saling bermaafan namun fokusnya malah kue atau minuman, saling memaafkan diplesetkan menjadi maaf-maafan yang bukan sungguhan atau mainan saja. Baik dan benar untuk memberikan nuansa baru, namun bukan masuk dalam bahan candaan dan malah semua fokus pada uang itu, tidak pada perayaan dan esensi puasa itu sendiri.
  • Sweeping penyakit masyarakat. Kurangi nafsu dan malah main hakim sendiri. Beberapa waktu ini sudah tidak demikian masif lagi, lumayan ada perubahan. Kan harusnya lebih banyak beribadah malah membuat masalah, kan tidak pada tempatnya, alangkah lebih baiknya, justru sebelum Ramadhan sehingga jauh lebih baik dan tidak mengganggu ibadah, dan jauh lebih bijak menyerahkan ke pihak berwajib.
  • Kelompok tertentu meminta rumah makan tertutup, godaan itu utama dari dalam. Pihak luar bisa berbuat apa saja, kalau dari dalam ada kendali dan kekuatan tidak akan menjadi soal. Malah beberapa orang yang sedang berhalangan cenderung tidak menjaga dan makan dan minum begitu saja.
  • Operasi Pasar sebagai dampak kenaikan harga,entah penyakit apa namanya, sehingga Ramadhan sama dengan kenaikan harga. Operasi pasar yang sejatinya membantu masyarakat yang tidak mampu untuk bisa menikmati Ramadhan dan Lebaran dengan semestinya, namun biasanya rusuh dan banyak orang mampu yang tidak malu ikut juga membeli dan kembali sikap maruk yang tentunya secara esensial bertentangan dengan ibadah itu sendiri.  
  • Safari politik,ini bisa terjadi, apalagi mendekati masa pilkada serentak periode kedua. Waktu seksi untuk dijadikan komoditi politis, yang tentunya tidak elok. Apalagi dulu zaman Orba, sangat kental dengan kepentingan penguasa. Biarkan ibadah tidak perlu dikotori dengan politik yang kadang tidak pantas dan tidak baik, malah menodai ibadah itu sendiri.
  • Pemborosan” dengan mercon, dan kebutuhan meningkat, mengekang nafsu untuk boros, hemat. Dan cermat tentunya, bukan malah nambah. Sayang uang dibakar hanya untuk “permainan” naif ini, bagaimana tidak, menyulut mercon namun kuping ditutupi. Lebih baik uang untuk berbuat amal dan diberikan kepada sesama yang membutuhkan. Soal makan dan minum yang lebih dari hari biasa sepanjang masih wajar juga tidak apa-apa, asal tidak memaksakan diri dan berlebihan.
  • Sikap pamer bisa menjadi penggoda daripada yang esensial, salah satu godaan yang melepaskan dari yang esensial. Pulang kampung, pakaian, makanan...yang sering malah jadi sakit. Bagaimana biar wah di kampung sewa mobil, membeli pakaian berlebihan, dan  perhiasan serba baru. Jika memang ada doit tidak masalah, kalau itu menguras tabungan dan berhutang, tentu tidak etis. Hidup tidak berakhir di hari raya kog. Bahwa kebahagiaan itu dirayakan iya, namun tentunya yang wajar dan tidak membebani diri. Jangan malah demi sikap ini, akhirnya minta suap dan sogokan, ingat kasus SB dan koleganya di SKK Migas, dan itu dari hulu hingga hilir ada lho. Sayang, merayakan hari kemenangan dengan uang panas yang tidak patut.
  • Membagikan zakat yang sering berakhir ricuh, atau kematian,berbagi rezeki itu kewajiban bagi yang mampu dan bagi yang kurang tentu sangat menolong di hari yang berbahagia. Jauh lebih bijak kalau  itu diantar, bukan orang-orang yang perlu malah diminta antri dan sering kacau, ricuh, dan ada yang menjadi korban. Ada sikap pamer juga di sana. Mau membantu malah membuat repot tentunya bukan itu yang kita tujukan bukan?

Selamat menjelang Bulan Ramadhan penuh berkah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun