Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

China yang Dicela China yang Dipuja

2 Oktober 2014   14:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hampir 86 tahun Sumpah Pemuda berikrar. Usia yang luar biasa dewasa, bahkan untuk manusia masuk kualifikasi manula. Masa mendekati ajang, namun untuk bernegara, masih jauh dari kematangan. Membaca salah satu komentar di artikel Mike Reysesnt, yang luar biasa kasar,  maaf biadab, dan bahkan menggambarkan betapa rendahnya kualitas komunikasi orang tersebut, beberapa waktu yang lalu, jelas menunjukkan ras, etnis, masih kuat di tengah bangsa pluralis ini.

Komentar tersebut masih jauh lebih liar, kasar, dan maaf biadab di tempat lain, media lain, ataupun yang lisan, seperti diungkapkan untuk mencela Ahok selama ini. Itu hanya salah satu contoh yang menggambarkan keterwakilan pada kelompok pengguna internet, khususnya Kompasiana.

FPI, FBR, dan banyak kelompok lain yang selalu saja mencela Ahok, karena etnisnya. Ahok hanyalah salah satu bidak kecil yang beretnis China yang dipergunjingkan. Sepanjang sejarah keberadaan negara ini, sejak zaman kerajaan hingga detik ini, China selalu saja menjadi kambing hitam.

Kerusuhan terbesar dan masih lekat dalam benak generasi sekarang jelas ’98, dan masih banyak lagi kerusuhan-kerusuhan lain yang mengkambing hitamkan etnis China. Bagaimana selama orde baru, China disingkirkan dalam banyak segi, politik, birokrasi, militer, dan ketatanegaraan, namun di bidang ekonomi dimanjakan, karena diminta bekerja keras dan dijadikan sapi perah oleh oknum-oknum pembesar bangsa.

Cela, caci maki, dan penghinaan yang selalu saja didengungkan, sebaik apapun, sebenar apapun, sesantun apapun, semua salah dan jelek. Namun kembali standart ganda tercipta.

Bagaimana orang-orang yang mulutnya mencela China, tanganya menggengam hp dengan tulisan made in China, peralatan rumah tangganya, hampir semua made in China, saya yakin para pendemo Ahok tidak akan ada yang mampu membeli produk selain produk China yang murah meriah. Berbeda dengan bos-bos mereka yang mampu membeli produk yang jauh lebih mahal dan lebih berkualitas. Federasi Preman ini hanya dijadikan alat kemunafikan, berani tidak mereka mengatakan sama sekali tidak membeli produk China satupun di rumahnya? Mana mereka mampu membeli yang lebih mahal?

Lenovo, HP yang Amerikapun diproduksi dengan made ini China, oppo, cros yang berevolusi menjadi evercoss, nexian, dan banyak lagi. Baru dari segi alat komunikasi dan laptop. Belum lagi yang lebih murah dan berkaitan dengan peralatan rumah tangga, raket anti nyamuk, pena/ballpoint, pensil, rautan pensil, lampu hemat energi, mainan anak-anak yang terjangkau, itu semua produk China.

Mengapa ketika menguntungkan digunakan dan dipuja namun ketika menghambat kepentingannya bertingkah dan menghujat. Berhenti munafik dan standart ganda namun menuduh pihak lain sebagai munafik.

Salam Damai....

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun