Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Blunder-blunder Gol-kar Menyalahkan Teknologi Garis Gawang

8 Desember 2015   10:41 Diperbarui: 30 Desember 2015   11:22 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gol di menit tambahan yang sudah mepet memang menjengkelkan serta menyesakkan. Masih lumayan bola basket nol koma saja masih bisa membalikkan keadaan dengan lemparan langsung dari belakang. Dalam sepak bola, minimal kehilangan satu point kalau kedudukan unggul satu gol. Berubah menjadi bencana kalau posisi adalah seri, alamat kalah, berarti sama sekali tidak dapat point, lebih tragis lagi kalau itu laga final. Final Champion antara MU dan Munchen menunjukkan hal itu, menit-menit akhir gol dan piala melayang.

Lebih memedihkan lagi kalau gol itu hasil blunder pemain sendiri. Serangan yang gagal dibendung mungkin tidak begitu menyesakkan. Perjuangan normal 2 x 45 menit harus diakhiri dengan kesedihan mendalam. Menit krusial bagi tim yang masih memiliki catatan kemenangan dengan selisih sangat tipis. Keadaan bisa terbalik dan terjungkal.

Gol-kar, ini juga mengalami hal yang menyesakkan untuk kedua kalinya. Saat menjelang pileg dan sekaligus pilpres lalu, sang kapten terbongkar sedang jalan-jalan dengan artis keluar negeri. Waktu yang sempit dengan berbagi upaya memasukkan semua pemain menyerang tidak mampu mendongkrak performa tim. Akhirnya finis di bawah dari harapan. Performa tim memang tidak meyakinkan, kaptennya main indovidu dan mengamankan catatan individunya, akhirnya tim yang gagal total, bahkan mau jadi wakil saja ditolak sana-sini. Keadaan paling tragis bagi Golkar selama ini.

Kali ini menjelang pilkadasung, meskipun agak sulit karena kerjasama dengan partai lain bisa sedikit mendongkrak keadaan mereka. Detik akhir sang penjaga gawang membawa masuk ke gawang sendiri. Bola sudah bisa ditangkap dengan susah payah, tanpa ada tekanan dari pemain lawan, eh malah ia bawa masuk untuk mengambil air minum. Eh begitu si kiper mengatakan bahwa dia tidak salah, malah menyalahkan teknologi garis gawang yang berbunyi menandakan terjadinya gol sebagai teknologi ilegal karena dia tidak tahu ada garis gawang. Menyalahkan back yang tidak memberi tahu tidak digubris oleh rekannya, karena sudah tahu bahwa kipernya dikit oon, menyalahkan wasit yang tidak seharusnya mengesahkan masuknya bola sebagai gol.

Pemain lawan yang sedang bersorak dengan mendengar signal garis gawang yang ada di layar lebar dibuat terkesima karena si penjaga gawang minta ke wasit membatalkan dan meneruskan permainan. Garis gawang itu tidak sah karena tidak mengatakan bahwa ada garus gawang yang telah dilengkapi dengan teknologi.

Golkar sebagai parpol senior memang piawai main politik. Sayangnya ketika banyak orang yang lebih berorientasi pada kekuasaan demi pencapaian materi mereka lengah dan salah satu contohnya membawa bola masuk gawang sendiri. Mau nangis berguling-guling sepanjang tahun juga sama saja hasilnya. Gol terjadi, dan itu justru karena kecerobohan mereka sendiri. Gol Injuri time sangat menyesakkan dan mereka alami dua kali berturut-turut, apakah Golkar yang begitu besar masih mau dengan dua punggawanya yang blunder terus begitu?

Salam Damai

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun