Pagi ini, bengkel pertukangan milik Jokowi yang menghantarnya menjadi pengusaha kayu sukses didemo. Demo karena semua merasa paling berjasa dan paling membantu jadi presiden, eh menjadikannya penjual hasil kayu sukses.
Pendemo 1: “Aku yang paling berjasa, coba bayangkan kalau tidak ada aku memang kalian bisa apa, kayu yang mau kamu potong seberapa panjang, seberapa besar, itu karena jasaku. Aku yang paling berguna, kalian semua hanya berisik dan mengganggu, apa itu, hanya bisanya merusak, melobangi, membuat tidak halus bahkan menjadikan kasar.” Cemooh penggaris ke teman-temannya.
Pendemo 2:”Tong, kamu jangan sombong, baru dipakai membantu saja sombong, coba tidak ada aku, si pensil yang berguna, meski gepeng aku menjadi panutan para tukang itu, kamu itu di bawahku, kamu kacungku.” Makin panas saat Si Gepeng mulai menghujat dan menunjuk hidup penggaris.
Pendemo 3: “Ribut saja, kalian tidak ada gunanya sama sekali. Lihat aku ini dipakai untuk menjadikan kayu yang sepotong-sepotong buruk begitu menjadi halus, mulus seperti ini,” jumawa si serut alias, pasah.
Pendemo 4: “Bau mu buat mual, hasil kotoranmu membuat batuk dan bersin, begitu bergaya di depanku, ni aku si bor, yang bisa menyatukan potongan jelek kalian menjadi satu kesatuan keren, dan bisa dijual. Aku paling berjasa.” Bualan mereka makin menggila
Pendemo 5: “ Kalian semua lupa daratan, lihat aku yang membuat kayu balok besar jadi kecil, dan pas untuk dijadikan bahan jadi, begitu saja aku tidak sombong, diam aku mau istirahat,” gerutu gergaji.
Pendemo 6:”Ji, kamu ini hanya merusak, kayu halus kamu jadikan bopeng, suaramu cempreng membuat kerjaku susah saja, napa kamu sombong dan seolah-olah paling berjasa. Lihat karyaku, tidak ada aku, tidak akan ada kursi malah membuat tambah malas karena nyaman, kursi menjadi halus karena kerjaku yang tidak kenal waktu, tahu kalian,” sembur si ampelas kepada rekan-rekannya.
Pendemo 7: “Kalian banyaj omong, aku ini lho paling berjasa, kalian tahu di tempat penjualan, aku selalu dipamerkan, aku si plitur yang mengkilap, halus, dan awet. Tanpa aku kalian tidak akan mampu memberikan harga penjualan yang tinggi,” omel pelitur sok berjasa.
Pendemo 8: “Tur-tur kamu ini memang tidak tahu diri, coba kamu warnai pohon di tepi jalan sana, apa ada gunanya kamu bagi meja, tanpa aku. Aku yang paling bekerja keras. Aku juga yang paling berjasa, aku yang menjadi bos di antara kalian. Kalian harus tahu itu,” rutuk si pahat.
Tukang Kayu: “Kalian sana kerja sendiri saja, mau apa kalian tanpa aku? Ha?!!? Mau demo aku juga aku bakar kalian, mampus.....”
Pendemo:”Ampun Bos....tidak lagi....Ampun....Ampun....”
Salam Damai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H