Belanja Di Carrefour Perhatikan Harga Di Rak dan Kasir
Sejak akhir bulan kemarin, pihak manajemen Carrefour menerapkan kebijakan memberikan dua kali selisih harga, apabila konsumen menerima harga yang selisih antara harga di rak dan kasir. Hal ini untuk menjawab sebuah keluhan di media sosial.
Baru saja kemarin belanja sabun muka, mengambil dengan harga di rak tertera Rp. 21.700, 00 sekitar itu dan pas melakukan pembayaran, di layar ternyata tertera Rp. 25.800,00. Melihat ini, saya tanyakan ke kasir, dan kasir langsung melihat ke rak yang ada. Kasir menyatakan harga yang di komputer tetap sebagai pedoman pembayaran, soal selisih itu, bisa dilakukan di CS. CS menyatakan bisa membatalkan transaksi, namun saya menyatakan apa yang sudah ada di media, bahwa mereka melakukan pemberian dua kali lipat selisih bukan pembatalan pembelian. CS menghadap atasan, dan atasannya juga menyatakan yang sama. Alasan yang sama saya sampaikan bagaimana media mereka telah mengatakan hal itu. Atasan CS ini, akhirnya menghadap atasannya lagi, dan menyatakan bahwa kebijakan itu belum sampai bawah, masih ada di pihak atas.
Mencermati hal ini, bagi rekan-rekan yang mau berbelanja lebih baik kalau cermat dan jeli melihat perbedaan harga demikian. selisih sekian rupiah kalau satu belanjaan bukan masalah, namun kalau itu belanjaan bulanan? Kali sekian banyak konsumen?
Manajemen Carrefour lumayan menghargai konsumen, dibandingkan banyak toko dan pusat perbelanjaan lain, di mana selisih harga akan berhadapan dengan prosedur berbelit, muka masam, atau cueknya pelayanan yang akan dengan gampang menyatakan harga sudah berubah. Hal yang demikian lebih sering ditemui, daripada memberikan hak konsumen dengan baik seperti ini.
Hal ini bukan promosi toko tersebut, namun buat pertimbangan rekan-rekan kalau mengalami hal yang sama. Bisa juga diterapkan di pusat perbelanjaan atau toko lain. Sebenarnya konsumen tidak rugi, namun tidak diuntungkan dengan harga barang yang semestinya dibayar. Tidak rugi karena bisa saja pada hari lain jauh lebih mahal, namun tentu tidak diuntungkan dengan selisih harga yang ada. Pertimbangan lain, kelihatannya hal ini tidak berkaitan dengan karyawan secara langsung, misalnya selisih itu harus dibayar oleh “pelaku kelalaian”, namun menjadi kebijakan manajemen yang tidak membebni karyawan di lapangan.
Konsumen sering dirugikan, paling mudah adalah membatalkan pembelian, padahal tidak sesederhana itu. Bagaimana komitmen penyedia jasa untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen, ingat bagaimana denda kalau kehilangan kartu penitipan barang, atau tanpa sengaja merusakkan barang di sana? Belum lagi kalau unag kembalian kurang sudah keluar dari kasir atau salah pembelian, tetap saja konsumen yang kalah. Kondisi lemah konsumen sedikit banyak sudah berubah dengan pilihan kebijakan demikian.
Daftar belanjaan bisa diberi juga daftar harga di rak, dan bisa mencermati di layar kasir, dengan demikian kerugian yang tidak diinginkan bisa diminimalkan. Ini bukan hanya masalah besar kecilnya rupiah, namun hak dan kewajiban yang bersama-sama dijunjung untuk sama-sama untung.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H