Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Arcandra hingga Jero Wacik, Seksinya Kementrian ESDM

16 Agustus 2016   06:06 Diperbarui: 16 Agustus 2016   11:24 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri yang baru saja dilantik, telah mendapat serangan luar biasa dengan adanya kopian paspor Amerika. Mengapa ESDM lagi?  Kita tentu ingat periode lalu menteri dan partnernya di dewan bersama-sama masuk bui KPK. Tidak akan berlebihan jika kita curiga bahwa di sana ada lumbung bagi banyak pihak dan lembaga.

Ada Apa Kementerian ESDM?

Hari ini kita dihebohkan dengan khabar soal menteri Arcandra yang dobel warga negara. Menjadi tanya adalah mengapa selalu saja ada gangguan di kementerian yang satu ini. presiden melantik Sudirman S dulu, juga mendapatkan isu soal selundupan PKS. Kader PKS yang dicoba untuk masuk kabinet. Isu hilang, dihebohkan dengan kasus papa minta saham. Di sini posisi menteri yang menjadi pelapor, pihak yang berpotensi dirugikan, malah diperlakukan oleh kepanjangan tangan parpol seperti maling ayam, untung tidak diarak telanjang keliling kampung.

Dari sana tidak berlebihan kalau dikatakan kelihatan kepentingan parpol sangat kuat. Perselisihan soal Blok Masela dengan kolega menteri bahkan menko. Meskipun perseteruan yang terjadi tidak mempertontonkan parpol, namun faksi itu jelas terasa.

Fakta yang tak terbantahkan pada rezim lalu, ketika menteri ESDM dan pengawasnya di dewan, sama-sama masuk bui KPK. Susah memisahkan kasus maling ini dengan parpol. Hanya saja memang tidak beranjak dari mereka berdua. Tentu tidak aneh karena keduanya dari parpol yang sama. “Pembicaraan” menjadi lebih mudah termasuk di dalamnya untuk “main-main” termasuk dalam RAPBN, soal pengelolaan minyak, bahkan semua impor dengan Petralnya, tidak pernah mengeksplorasi dengan kalimat sakti lebih murah impor daripada ngebor sendiri.

Kali ini, ada anak bangsa yang dipercaya Amerika Serikat sebagai negara Adi Daya, mau-maunya bangun negerii sendiri, eh malah mau dimentahkan dengan asumsi, (kog belum terdengar agen Amerika yang disusupkan?) kewarganegaraan ganda.

Bisa dibandingkan dengan maaf menteri olah raga, bagaimana kisruh PSSI, prestasi yang tidak beranjak, perkelahian pemuda di mana-mana, narkoba di kalangan muda (ingat menteri pemuda dan olah raga, lho jangan lupa, pemudanya), sama sekali belum tampak hasilnya, malah kalau boleh disebut membebani pemerintahan. Mengapa sama sekali dewan, parpol (selain PKB tentunya), juga elit negeri ini diam saja? Paling yang teriak, heboh, dan menuntut orang olah raga dan itu pun nyaris tak terdengar. Kemenpora tidak sendirian, masih banyak yang relatif sama.

Tanya itu terjawab secara tidak langsung ketika mengapa fokus pada menteri ESDM, BUMN, dan bukan kementerian lain. Uang dan materi yang berlimpah di kedua kementerian itu. Selama dipegang orang parpol tidak berkembang karena menjadi lintah penghisap darah, bagaimana pertamina sudah ditinggalkan petronas yang awalnya diajari, namun semua diam saja, karena mereka berpesta.

Kritik bukan untuk pejabat yang tidak bekerja, malah kepada yang bekerja, ingat bagaimana menteri Susi diganggu baik oleh eksekutif apalagi legeslatif, apa artinya? Terganggu kepentingannya. Ini sama mengapa kementrian yang tidak ada hasil malah didiamkan? Karena seide dan sejalan dalam mengeruk kekayaan negeri untuk kelompoknya.

Hal yang identik dengan pemerintah daerah yang baik biasanya digoda dengan berbagai-bagai ancaman, eh yang maling, tidak profesional malah melenggang. Karena apa? Uang maling dari negara bisa untuk membungkam, ingat bagaimana Atut, Gatot sama sekali tidak pernah ribut dengan dewan, eh masuk bui. Apakah mau begitu terus? Yang kerja, cerdas, dan taat azas dirongrong, dan yang maling, kerja disambi malah dibiarkan saja?

Apakah akan terus-terusan seperti ini membangun negeri yang kaya raya ini? Tidak layak untuk diteruskan. Jika mau berubah ada beberapa hal yang bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun