Mohon tunggu...
Susy Haryawan
Susy Haryawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - biasa saja htttps://susyharyawan.com eLwine

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Anies Baswedan, antara Prabowo dan Jokowi Satu Suara untuk Jakarta Lebih Baik

3 Oktober 2016   10:03 Diperbarui: 3 Oktober 2016   16:36 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jakarta makin panas, mulai analisis yang asal-asalan, baik Asal Bukan Ahok, Asal Bukan Anies atau Asal Ahok atau Asal Agus, semua sah-sah saja. Semua boleh saja, asal masih wajar bukan asal-asalan, dan sama sekali tidak berdasar. Jualan masing-masing laris manis juga, baik yang ada dasar, dasarnya dipenggal, ataupun tanpa dasar.

Mengamati perilaku Anies dan gerak langkahnya yang tiba-tiba menggusur nama-nama besar, termasuk hanya besar di wacana, patut dilihat juga. Bagaimana tiba-tiba ada nama itu, dan di Hambalang lagi.

Hingga hari ini sering diributkan soal pilpres yang membuat dua kubu, dan eksesnya masih kuat. Jangan lupa, itu ada di level bawah, paling tinggi level Fadli Zon, tentu bisa berbeda di level pelaku utamanya Pak Bowo sendiri. Signal telah mencair dan malah mendukung bisa kita lihat dari fakta panjang usai pilpres, kunjungan Pak Jokowi, kedatangan pelantikan, dan jangan lupa dukungan pas calonan kapolri episode panas Komjend Budi Gunawan, apa yang dilakukan Prabowo.

Isu soal kedatangan orang istana yang telah dibantah tentunya bisa menjadi salah satu indikasi sumir sangat-sangat rapuh, namun bukan berarti tidak berarti bagi politik. Isu yang ada, bahwa pihak istana keberatan dengan pencalonan Anies justru menjadi aneh, apa iya sekejam itu Presiden Jokowi sudah “membuang” dari kabinet dan melarang jadi gubernur. Lihat apa yang dilakukan kepada Setnov dan Budi G, sama sekali tidak dibuang bukan malah “dipakai.” Ada analisis alternatif, justru Pak Jokowi memberikan dukungan dan diamini Pak Prabowo.

Alasan. Pertama, semua tentu Jakarta banyak masalah, dan bisa diatasi oleh orang-orang yang sangat bisa bekerja. Ahok jelas menjadi harapan pertama baik Jokowi atau Prabowo. Prabowo tahu pasti anak buahnya banyak yang sakit hati, belum tentu dia sependapat.

Dua, mereka juga tahu, Ahok sangat riskan digulingkan dengan berbagai-bagai cara. Tentu mereka berdua sebagai pelaku politik tahu dengan baik dinamika ini. lepas Ahok masih ada Anies yang bisa dipegang. Mengapa ke Prabowo?

Ketiga, indikasi move on justru ada di Prabowo dan bukan SBY. Jelas sangat tidak mungkin istana melakukan pendekatan untuk Jakarta via Cikeas. Mereka lebih suka soal kami bukan bangsa dan negara ini banyak fakta yang bisa membuktikan itu.

Keempat, mengapa Anies, Anies jelas sudah diketahui lama oleh Jokowi dan memang ada alasan lain soal mendikbud kemarin, bukan soal kinerja. Hal ini bisa jadi artikel lain dna kurang relevan di pilkada. Tidak akan main dua kaki yang bisa dipercaya, bersih, dan jaminan suara bisa bersaing.

Kelima, kelanjutan ide pembangunan Jakarta bisa terealisasi jika Ahok tidak lagi bisa menang. Mengapa? Jakarta adalah muka Indonesia, puluhan tahun begitu-begitu saja.

Keenam, Ahok biang gaduh dan itu tidak sesuai dengan model pendekatan Pak Jokowi, mau membuang begitu saja Ahok jelas kesalahan dan tentu berbeda dengan Rizal Ramli. Tidak dibuang, masih ada tempat yang lebih baik, terutama berkaitan dengan penggusuran, ide kampung deret lebih mendekati ide Jokowi, ingat Jokowi pernah kena gusur dan itu tahu persis rasanya.

Apakah ini salah ketika istana berpihak? Selama di dunia tidak akan ada yang ideal, obyektif, lepas kepentingan dan sejenisnya. Istana juga kepentingan bagaimana Jakarta Baru itu cepat terealisasi. Pelakunya bisa siapa saja dan bagaimana caranya, sepanjang Jakarta baik bisa terwujud. Ingat jangan katakan lagi komunis kala mengatakan bisa siapa saja, Jakarta baik dengan cepat dan tentu tanpa melanggar UU, membuat keriuhan yang tidak berguna, dan terwujud bukan semata wacana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun