Any Yudoyono Memang Lebih dari Hilary Clinton
Pilpres masih jauh, namun ternyata sudah ada yang ancang-ancang dan mulai start. Demokrat yang melakukan tour de Java, secara tidak langsung telah menyatakan akan mengajukan Any Yudoyono jadi capres mendatang, bahkan P3 sudah pula menyatakan setuju. Baik dan bagus, negara ini diminati banyak anak bangsa untuk memimpin, belum lagi pengalaman sebagai ibu negara selama dua periode.
Beberapa hal yang patut dicermati agar makin keren di dalam mengelola negara
1. Â Â Â Mudah terbawa emosi.
Beberapa kali Bu Ani jengkel dan porsinya sangat tidak pantas bagi seorang ibu negara kala itu. Contoh, ketika mendapatkan kritikan soal main medsos sedangkan ada Jakarta banjir reaksi menyatakan seolah bukan tanggung  jawabnya, ada ibu gubernur. Maaf, sangat kekanak-kanakan, ketika melempar tanggung jawab untuk membenarkan aktivitasnya.
2. Â Â Â Mudah terpancing provokasi
Menjawab dengan bahasa yang langsung menyerang, ketika tidak suka, jelas sangat empuk bagi media dan lawan politik. Hal ini perlu dibenahi agar bisa santun seperti ide sang suami. Benar-benar santun bukan ngamuk di belakang. Politik itu tidak hitam putih dan sering lawan politik memanfaatkan ranah ini yang dipakai untuk provokasi agar lawan tersudut.
3. Â Â Â Mudah terbawa perasaan, jadi bisa sumir dengan pujian atau jilatan
Salah satu petinggi partai mengatakan bahwa beliau lebih hebat dari Hilary Clinton, ini jelas berlebihan, dan bisa berbahaya bagi seorang presiden. Bagaimana presiden yang mudah diberi puja puji untuk kepentingan kelompok dan diri sendiri. Akibat kebiasaan ini ialah, tidak akan tegas dalam menghadapi kelompok yang suka memuji dan keras pada kelompok yang berseberangan dengannya.
4. Â Â Â Terlalu fokus akan hobi
Hobi dan kesenangan tidak salah. Tidak boleh lupa akan tugas dan kewajiban yang utama. Bagaimana malah lebih dominan kesenangan dan bukan yang utama. Apa yang bisa terjadi ialah bisa terbawa dalam perasaan dalam bersikap antara kewajiban dan kesenangan, hal ini sering terlihat di masa lalu.